KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup melorot 140,00 poin atau 1,90% ke 7.243,86 di akhir perdagangan Kamis (7/11). VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan bahwa pelemahan IHSG (8/11) sudah mulai terbatas dan berpotensi bergerak dalam rentang level
support 7.200 dan
resistance 7.340. "Sentimen paska terpilihnya Trump sebagai Presiden Amerika Serikat masih membuat ketidakpastian pasar tinggi dan penantian pandangan The Fed, khususnya paska terpilihnya presiden baru yang kami perkirakan akan menahan suku bunga di level yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih panjang dari yang diperkirakan pasar sebelumnya," kata Audi kepada Kontan, Kamis (7/11)
Audi merekomendasikan untuk
speculative buy PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) dengan
support Rp 1.480 dan
resistance Rp 1.705. Kemudian
buy on break PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) Rp 1.570 pada
support Rp 1.520 serta
resistance Rp 1.640.
Baca Juga: IHSG Anjlok 1,90% ke 7.243 Pada Kamis (7/11), ESSA, AMMN, GOTO Jadi Top Losers LQ45 Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menerangkan bahwa IHSG (8/11) masih rawan melanjutkan koreksinya dengan
support di 7.234 dan
resistance di 7.290. "Kami perkirakan investor akan menanti FOMC Meeting yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps," ujar Herditya kepada Kontan, Kamis (7/11). Herditya merekomendasikan untuk mencermati saham
RGAS (Rp 110-Rp 116),
MAPA (Rp 1.100-Rp 1.120) dan
TINS (Rp 1.525-Rp 1.550). Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menjelaskan IHSG Kembali membentuk
black marubozu dengan pelemahan Kamis (7/11). Pergerakan tersebut memvalidasi indikasi
bearish reversal dari pola
double top. Skenario terburuk dari pola ini adalah potensi pelemahan dengan target level di 7.050-7.150. Secara teknikal, MACD masih menunjukkan pelebaran negative slope dan Stochastic RSI sudah terindikasi
losing momentum. Ia memproyeksikan IHSG besok di level
resistance 7.430 dan
support 7.200. Alrich bilang, pemangkasan suku bunga acuan the Fed sebesar 25 bps di Kamis (7/11) malah diperkirakan memberikan dampak terbatas ke pasar modal atau tidak ada
euphoria. "Pasalnya, pasar masih menerka dampak dari kebijakan Donald Trump terhadap prospek pemangkasan lanjutan suku bunga acuan the Fed di 2025. Semula, the Fed diperkirakan pangkas suku bunga acuan 3-4 kali di 2025," terang Alrich kepada Kontan, Kamis (7/11).
Data domestik dari perlambatan pertumbuhan ekonomi ke 4.95% yoy di 3Q24 menambah sentimen negatif di dalam negeri. Ekspektasi peningkatan konsumsi jelang Natal dan Tahun Baru diharapkan sedikit memperbaiki
appetite investor di Indonesia. Alrich merekomendasikan saham yang masih dapat dicermati di Jumat (8/11) di antaranya
PGAS,
PWON,
CTRA,
GJTL dan
RAJA. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari