IHSG ditutup menguat 2,07%, simak proyeksi untuk Kamis (15/4)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,07% ke level 6.050,28 pada perdagangan Rabu, (14/4).

Analis Philip Sekuritas, Anugerah Zamzami Nasr menyebutkan, kenaikan IHSG sejalan dengan mayoritas indeks saham di Asia sore ini yang ditutup naik dipicu penurunan yield US Treasury. Menurut dia, penurunan yield menyentuh ke level terendah dalam tiga minggu setelah data memperlihatkan laju kenaikan inflasi di Amerika Serikat tidak seliar yang ditakutkan oleh investor.

"Penguatan signifikan saham-saham perbankan big caps seperti BBCA dan BBRI juga menjadi kontributor utama kenaikan IHSG hari ini seiring investor asing juga terlihat melakukan net buy di kedua bank tersebut," kata Zamzami kepada kontan.co.id, Rabu (14/4).


Untuk besok, ia memproyeksikan IHSG menguat kembali lantaran minat beli yang besar hari ini. Hal itu dilihat dengan penutupan di level tertingginya, sehingga penguatan bisa berlanjut.

Baca Juga: IHSG kembali ke 6.050 pada Rabu (14/4), sektor keuangan melesat 3%

"IHSG diproyeksikan menguat kembali dengan support 5.933 dan resistance 6.108," ujar dia. Di sisi lain, investor juga masih menanti beige book The Fed malam ini dan rilis data neraca perdagangan Indonesia besok.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan dalam risetnya mengemukakan, IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya pada perdagangan Kamis (15/4), meski diperkirakan lebih terbatas dibandingkan penguatan hari ini. "IHSG diperkirakan menguji level 6.070-6.100 pada perdagangan besok," ujar Valdy.

Secara technical, penguatan hari ini membentuk pola menyerupai morning star doji. Meski demikian, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai potensi profit taking di area resistance 6.070-6.100, mengingat penguatan hari ini tidak didukung kenaikan volume transaksi yang signifikan.

Baca Juga: Rupiah Jisdor menguat 0,10% ke RP 14.633 per dolar AS pada Rabu (14/4)

Salah satu potensi katalis positif diperkirakan berasal dari data neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan kembali surplus di Maret 2021. Hal ini sejalan dengan ekspektasi kenaikan nilai ekspor yang lebih tinggi daripada kenaikan nilai impor pada periode tersebut.

Sebelumnya, Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia tercatat sebesar 50,1 di kuartal pertama 2021, naik dari 47,29 di kuartal keempat 2020. Level di atas 50 menunjukkan kondisi ekspansi. Data neraca dagang yang sesuai ekspektasi dapat memperkuat indikasi tersebut.

Oleh sebab itu, Valdy menilai saham-saham manufaktur dapat diperhatikan, di antaranya INTP, CPIN, JPFA, SIDO, dan ICBP. Di luar manufaktur, ASII dan ERAA juga dapat diperhatikan. Sementara, Zamzami menilai saham-saham yang menarik untuk diamati besok yakni CPIN, BTPS, dan ANTM.

 Baca Juga: BI sebut transaksi digital bikin penurunan peredaran uang palsu hingga 5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati