JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah di sesi kedua perdagangan dan akhirnya ditutup stagnan, Jumat (18/3). Mengacu data RTI, indeks berakhir 0,02 poin ke level 4.885,708. Tercatat 162 saham bergerak naik, 138 saham bergerak turun, dan 92 saham stagnan. Perdagangan di akhir pekan ini melibatkan 5,94 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai 7,95 triliun. Lima dari 10 indeks sektoral menghijau. Sektor aneka industri naik 1,38%, perdagangan naik 1,14%, dan konstruksi naik 0,59%.
Sementara, sektor yang turun antara lain; pertambangan turun 2,35%, barang konsumsi turun 0,99%, dan pertanian turun 0,40%. Aksi beli asing di perdagangan akhir pekan ini pun relatif besar. Di pasar reguler, net buy asing Rp 807,619 miliar dan net buy asing keseluruhan perdagangan Rp 747,608 miliar. Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 3,86% ke Rp 3.095, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 3,20% ke Rp 2.095, dan PT Aneka Tambang (ANTM) naik 2,82% ke Rp 474. Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 8,72% ke Rp 680, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 7,73% ke Rp 1.790, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 6,07% ke Rp 6.575. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Nicky Hogan menuturkan laju IHSG mendapatkan sokongan dari pemangkasan BI rate dari level 7% ke 6,75%. "Dengan laju indeks BEI yang terus meningkat itu akan mendukung produk-produk investasi di pasar modal Indonesia dapat semakin diminati," katanya.
Sepanjang tahun ini, Nicky Hogan mengatakan bahwa kinerja IHSG menjadi salah satu yang terbaik di dunia dengan mencatatkan kenaikan sebesar 6,37 % per 17 Maret 2016. Kinerja IHSG itu juga seiring dengan aksi beli pemodal asing, pada periode itu pemodal asing membukukan beli bersih sebesar Rp3,89 triliun. Di sisi lain, bursa saham Asia sumringah, menuju kenaikan mingguan kelima seiring kenaikan perusahaan berbasis material dan energi pasca minyak sentuh level US$ 40 per barel. Bisa dikatakan, pasar saham Asia Tenggara memantul kembali dari bearish market, melampaui indeks global seiring investor asing mengucurkan investasi di tengah pemulihan ekonomi. Indeks MSCI Asia Tenggara naik hampir 20 % dari penutupan terendah pada 21 Januari. Saham Taiwan dan Indonesia yang naik 19 % dari posisi terendah tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto