IHSG ditutup tergelincir 0,36% akibat jual asing



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) loyo pasca penguatan kemarin. Perdagangan Rabu (8/6) ini, indeks berakhir terkoreksi 0,36% atau 17,928 poin ke level 4.916,061.

Ada 162 saham bergerak turun, 116 saham bergerak naik, dan 108 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 4,88 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,17 triliun.

Enam indeks sektoral memerah, seret IHSG ke zona negatif. Sektor infrastruktur turun 1,71%, pertambangan turun 1,14%, dan perdagangan turun 0,36%.


Sementara, empat sektor lainnya menghijau. Antara lain; sektor aneka industri naik 0,56%, industri dasar naik 0,18%, pertanian naik 0,12%, dan keuangan naik 0,03%.

Memerahnya indeks dipicu oleh sikap investor asing mulai mengurangi aksi belinya. Tengok saja, di pasar reguler beli asing sebesar Rp 208,488 miliar. Sementara itu, keseluruhan perdagangan justru diwarnai aksi jual asing sebesar Rp 54,497 miliar.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 4,40% ke Rp 870, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 3,42% ke 1.270, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 3,07% ke Rp 3.790.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) naik 2,45% ke Rp 1.045, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 2,34% ke Rp 1.095, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) naik 1,65% ke Rp 2.460.

Pemodal asing yang mulai berada dalam posisi 'wait and see' dan cenderung mengurangi aksi beli menjadi salah satu sentimen yang menahan laju rupiah untuk bergerak di area positif," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengutip dari Antara.

Menurutnya, minimnya sentimen positif dari bursa global menjadi salah satu faktor yang menahan aksi beli saham, kondisi itu bakal membuat IHSG sulit untuk bergerak naik menuju level psikologis ke 5.000 poin.

Ia menambahkan bahwa kenaikan saham-saham di dalam negeri dalam dua pekan terakhir ini juga memicu terjadinya aksi ambil untung. Dengan demikian, pemodal sebaiknya berhati-hati dalam melakukan transaksi.

Editor: Yudho Winarto