IHSG hanya naik tipis, simak saham-saham yang bisa dilirik di tahun baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.299,54. Artinya, sepanjang tahun ini, IHSG menguat 1,7% secara year to date (ytd). 

Penguatan IHSG tersebut disokong oleh indeks industri keuangan yang tumbuh mencapai 15,22% ytd, kemudian disusul oleh industri dasar dan kimia yang mencapai 14,44% ytd. Sektor properti, real estat dan konstruksi bangunan juga ditutup menguat yaitu mencapai 12,54% ytd. 

"Penguatan di sektor perbankan dan properti salah satu sentimen positif dari tren penurunan suku bunga yang dimulai pertengahan tahun 2019," jelas Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas, Senin (30/12). 

Baca Juga: Aksi profit taking membuat IHSG terkoreksi pada perdagangan terakhir di 2019

Penurunan suku bunga tersebut diharapkan dapat berdampak pada peningkatan permintaan kredit bagi perbankan, dan permintaan properti bagi sektor properti. "Meskipun pada kenyataan bunga kredit belum langsung diturunkan," ujar dia. 

Penguatan di sektor keuangan juga didorong oleh meredanya sentimen negatif perang dagang Amerika Serikat (AS)-China. Sehingga asing mulai mengoleksi saham-saham blue chips. Di mana saham-saham pendorong lima terbesar di sektor keuangan yaitu BBCA naik 28,6% ytd, BBRI menguat 20,2% ytd, BMRI menanjak 4,07% ytd, SMMA melejit 76% dan MAYA tumbuh 36,5% ytd. Sedangkan di sektor properti yaitu POLL melesat hingga 534,3% ytd, MPRO melonjak 198,7% ytd, WIKA tumbuh 20,24% ytd, LPKR naik tipis 0,36% ytd dan DMAS melejit 86,16% ytd. 

Baca Juga: Sektor industri dasar selip di belokan terakhir, sektor keuangan jawara 2019

Saham-saham yang masih menarik untuk dikoleksi dari sektor keuangan adalah BBRI, BBNI, BMRI, dan BBTN. Sedangkan di sektor properti dan konstruksi yang menarik dan tergolong murah adalah BSDE, CTRA, ADHI, PTPP, PWON, WIKA, dan WSKT

Sedangkan dari sektor industri dasar dan kimia didorong oleh BRPT dan TPIA, kemudian diikuti SMGR dan INTP. Sukarno menjelaskan sentimen yang mendasari kenaikan, khususnya di sektor kimia, datang dari penurunan komoditas minyak yang dinilai dapat meningkatkan efisiensi biaya. Meskipun, pada kenyataannya, Sukarno melihat perusahaan belum menunjukkan performa yang bagus. 

Baca Juga: IHSG turun di perdagangan terakhir 2019, menguat 1,69% sepanjang tahun

Di samping itu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dikabarkan berencana melakukan aksi korporasi dan  melakukan akuisisi menyebabkan saham perusahaan diborong. Kedua saham ini memiliki bobot yang tinggi yaitu TPIA sebesar 23,5% dan BRPT sebesar 17%. "Jadi wajar ketika kenaikan harga yang signifikan akan sangat berpengaruh terhadap indeks di sektor industri dasar dan kimia," jelas dia. 

Lebih lanjut, Sukarno melihat saham TPIA dan BRPT sudah mahal dan perlu diwaspadai alias wait and see terlebih dahulu. Sedangkan yang masih bisa dilirik karena sudah tergolong murah antara lain WSBP, WTON, MAIN, JPFA, INKP, TKIM, dan ALDO. "Strateginya buy on weakness pada saham-saham tersebut," jelas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati