KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup menguat 33,69 poin atau 0,48% ke 7.093,60 pada akhir perdagangan Senin (4/12).
Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, IHSG menguat pada hari kemarin pasca komentar
dovish Ketua The Fed Jerome Powell di akhir pekan lalu. Komentar Powell menimbulkan asumsi di pelaku pasar bahwa The Fed sudah berada di puncak suku bunga dan berpeluang memangkas suku bunga di kuartal I 2024. “Asumsi ini lebih cepat dari ekspektasi awal, yaitu dipangkas di kuartal II 2024,” ujarnya kepada Kontan, Senin (4/12).
Untuk perdagangan hari ini, dia bilang pelaku pasar akan mencermati data PMI Manufaktur China, serta data PMI dan pekerjaan AS. Ia pun memproyeksikan, IHSG berpotensi konsolidasi melemah dengan kisaran 7.040 - 7.100.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,48% ke 7.093 Pada Senin (4/12), SIDO, ESSA, BBRI Jadi Top Gainers LQ45 Untuk saham, Cheril mengatakan, investor bisa memperhatikan
TOWR dan
TINS dengan target harga masing-masing Rp 1.000 dan Rp 700 per saham. Sementara itu,
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat, ada potensi penguatan lanjutan pada saham bank-bank
big cap yang kemungkinan kembali menopang IHSG di Selasa (5/12). Menurut Alrich,
BBCA,
BBRI,
BBNI dan
BMRI masih berpeluang lanjutkan penguatannya secara teknikal pada perdagangan hari ini. Selain itu, ada petunjuk yang semakin jelas bahwa The Fed dan European Central Bank (ECB) akan menahan suku bunga acuan di bulan Desember 2023. “Hal itu membangun keyakinan bahwa Bank Indonesia (BI) juga akan mengambil langkah serupa,” ujarnya kepada Kontan, Senin (4/12). Di sisi lain, investor harus mewaspadai potensi koreksi atau
pullback pada saham-saham yang telah membukukan
rally signifikan dalam sepekan terakhir.
Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Selasa (5/12) Alrich pun memproyeksikan, IHSG pada perdagangan hari ini akan bergerak di level
support 7.050 dan
resistance 7.150, dengan
pivot di level 7.100.
“Di samping saham-saham bank di atas, pelaku pasar dapat mencermati peluang
speculative buy untuk
AMMN dan
AKRA, serta
trading buy untuk
UNTR dan
BRIS,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi