KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG hari ini diperkirakan kembali bangkit. Pada Kamis (16/7), IHSG naik 0,44% ke level 5.098,37. Lanjar Nafi Analis Reliance Sekuritas mengatakan, pergerakan IHSG hari ini secara teknikal masih bergerak pada trend positif meskipun perlahan. Lanjar mengatakan, pergerakan IHSG masih kuat di atas MA50 dan berpotensi terus uji upper bollinger bands mengkonfirmasi penguatan lanjutan. Stochastic terkonsolidasi positif pada area tengah oscillator.
Baca Juga: Saham-saham yang banyak dijual asing pada perdagangan Kamis (16/7) Sehingga secara teknikal IHSG hari ini menurut Lanjar, berpotensi menguat dengan support resistance 5.070-5.200. Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal diantaranya AKRA, ASII, ERAA, GGRM, HMSP, ICBP, INTP, MAPI, TOWR, ULTJ. Pada Kamis (16/7), IHSG menguat 22,57 poin di tengah pelemahan bursa Asia. Saham-saham yang mendukung penguatan IHSG diantaranya sektor konsumer naik 2,52% dan aneka industri menguat 1,29%. Saham-saham rokok melompat setelah terdapat pernyataan bahwa peneliti Prancis mengenai nikotin bisa menjadi obat corona. Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia diakhiri dengan pemangkasan suku bunga 7 days repo rate (7DDDR) 25bps ke level 4%. Langkah ini dilakukan karena BI melihat perekonomian Indonesia kontraksi di bulan April-Juni karena COVID-19 telah memukul aktivitas ekonomi dan permintaan. BI juga memprediksikan ekonomi Indonesia akan kontraksi pertama sejak kuartal I tahun 1999. Investor menilai pemangkasan suku bunga merupakan langkah tepat memerangi kontraksi ekonomi yang terjadi saat ini. Investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 123,76 miliar dengan saham ASII yang menjadi top net buy value investor asing.
Baca Juga: IHSG Naik, Asing Berbalik Arah di Sesi 2, Saham BBNI dan BBRI Tetap Dilepas Investor menelaah data ekonomi dari China yang menunjukan jalur pemulihan ekonomi meski tetap tertatih-tatih. Ini nampak dari data penjualan ritel di China meleset dari perkiraan dan terus berkontraksi. Euro berfluktuasi dan obligasi regional bercampur menjelang keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa yang diharapkan untuk menjaga program pembelian obligasi darurat tidak berubah. Selanjutnya di akhir pekan investor berhati-hati dalam kemungkinan aksi profit taking pada bursa dalam negeri dan lanjutan pada geopolitik AS dan China serta harga komoditas minyak dunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana