KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG hari ini diperkirakan masih memiliki peluang untuk menguat. Rabu 12 Agustus 2020, IHSG ditutup menguat 0,83% ke 5.233,45. 

Kepala Riset Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, IHSG hari ini secara teknikal berpotensi melanjutkan penguatan dan trend positifnya mendekati area upper bollinger bands. Indikator stochastic bergerak menjenuh pada area overbought namun dari momentum masih memiliki peluang penguatan dari indikator RSI. 

Baca Juga: Wall Street melesat meski stimulus baru masih terhambat

"Sehingga secara teknikal diperkirakan IHSG hari ini masih bergerak positif dengan support-resistance 5.180-5.290," terang Lanjar. Sementara itu, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya, ASII, BRPT, PTPP, PWON, SMGR, TLKM, TOWR, BBRI, BBNI, BMRI, BBTN.

IHSG kemarin menguat karena ditopang saham-saham sektor aneka industri yang naik 2,31% dan sektor keuangan tumbuh 2,22%. Saham-saham perbankan kompak menguat terlihat dari saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 3,97%, BBRI naik 1,57%, BBTN naik 2,84% dan BMRI tumbuh 2,93%. 

Penguatan IHSG mengiringi sentimen dari realisasi dana PEN kepada UMKM mulai teridentifikasi. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 142,87 miliar dengan saham-saham perbankan menjadi top net buy value diantaranya; BBRI, BBCA, dan BBNI.

Dari regional, Lanjar mengatakan, ekuitas berjangka AS menguat mampu membalikan keadaan dan memberikan serpihan optimisme kepada investor. 

Harga emas kembali rebound setelah sempat berada di support bawah US$ 1900 per troi ons. Sedangkan imbal hasil obligasi naik secara global. 

Euro naik 0,1% menjadi US$ 1,1751. Pound Inggris sedikit berubah pada US$ 1,3052. Minyak mentah West Texas Intermediate naik 1,3% menjadi US$ 42,15 per barel. Minyak mentah Brent naik 1,2% menjadi US$ 45,04 per barel. Sementara emas kembali menguat 1% menjadi US$ 1.930,31 per troi ons. 

Baca Juga: IHSG diprediksi tertekan setelah naik tiga hari berturut-turut

Selanjutnya investor akan menanti data tingkat inflasi AS dan beberapa data ekonom China yang akan menjadi indikator keadaan ekonomi di tengah pandemi saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana