IHSG ikuti bursa Asia memerah di awal kuartal II



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah di hari pertama kuartal kedua, Jumat (1/4). Mengacu data RTI menunjukkan, indeks berakhir turun tipis 0,05% atau 2,185 poin ke level 4.843,186.

Ada 166 saham bergerak turun, 134 saham bergerak naik, dan 86 saham stagnan. Perdagangan akhir pekan ini melibatkan 4,43 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,68 triliun.

Empat dari 10 indeks sektoral mampu menyeret IHSG ke zona merah. Sektor pertanian turun 1,80%, keuangan turun 1,10%, Industri dasar turun 0,52%, dan konstruksi turun 0,08%.


Sementara, sektor yang menghijau antara lain; aneka industri naik 0,86%, barang konsumsi naik 0,52%, dan infrastruktur naik 0,49%.

Meski memerah, aksi beli asing masih mewarnai perdagangan hari ini. Di pasar reguler, net buy asing Rp 175,119 miliar dan net buy asing keseluruhan perdagangan Rp 475,640 miliar.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 yaitu; PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,84% ke Rp 11.100, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 2,37% ke Rp 3.505, dan PT Bank Mandiri (BMRI) turun 1,94% ke Rp 10.100.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 yaitu; PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 4,94% ke Rp 1.700, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 3,34% ke Rp 3.245, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,10% ke Rp 665.

Di sisi lain, bursa saham Asia menuju penurunan terbesar dalam tujuh pekan terakhir karena sentimen perusahaan Jepang yang memburuk dan aksi jual yang melanda saham berbasis konsumsi hingga kesehatan.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 2,3 % menjadi 126 pada pukul 17:02 sore waktu Tokyo, Jumat (1/4). Meski demikian, indeks tersebut naik 8,2 % pada bulan Maret, bulan terbaik sejak Oktober, untuk mengakhiri kuartalan yang penuh gejolak untuk pasar global. 

Kinerja yang luar biasa pada bulan Maret segera diuji pada hari pertama kuartal kedua. Indeks Topix Jepang kehilangan 3,4 %, awal kuartalan terburuk sejak 2008, setelah indeks kepercayaan Tankan di antara produsen besar meleset dari perkiraan ekonom. Panasonic Corp merosot setelah perkiraan laba akan jatuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto