IHSG jatuh bersama bursa Asia



JAKARTA. Di sepanjang sesi II Selasa (24/5), tenaga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin terpuruk. Berdasarkan data RTI, pada pukul 16.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,69% menjadi 4.710,78.

Jumlah saham yang tertekan sore ini mencapai 197 saham. Sedangkan jumlah saham yang naik sebanyak 91 saham dan 86 saham lainnya diam di tempat.

Volume transaksi sore ini melibatkan 4,461 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,050 triliun.


Secara sektoral, terdapat delapan sektor yang memerah. Adapun tiga sektor dengan penurunan terbesar yakni sektor agrikultur turun 1,15%, sektor barang konsumen turun 1,14%, dan sektor konstruksi turun 1,13%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top losers antara lain: PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) turun 4,39% menjadi Rp 1.415, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 3,75% menjadi Rp 71.150, dan PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) turun 2,65% menjadi Rp 6.425.

Sedangkan posisi top gainers indeks LQ 45 sore ini dihuni oleh: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 9,3% menjadi Rp 282, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) naik 2,45% menjadi Rp 3.350, dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 1,53% menjadi Rp 1.330.

Serupa dengan Asia

Bursa Asia pun bernasib sama dengan IHSG. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 07.06 waktu London, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,7%. Penurunan terbesar dialami bursa Shanghai dan Tokyo.

Sepuluh sektor yang terhimpun dalam indeks MSCI asia tak berkutik. Di sisi lain, posisi dollar AS yang tercermin pada Bloomberg Dollar Spot Index naik ke posisi tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Salah satu sentimen utama yang menyebabkan market terguncang hari ini adalah spekulasi bahwa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya paling cepat bulan depan. Spekulasi tersebut yang membuat dollar melambung.

"Jika Amerika benar menaikkan suku bunga acuannya, kita akan melihat aksi penghindaran risiko seperti yang terjadi pada Desember lalu. Pasar mencemaskan hal ini," jelas Toshihiko Matsuno, chief strategist SMBC Friend Securities Co di Tokyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie