JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir di menit akhir perdagangan, Kamis (20/10). Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,10% atau 5,598 poin ke level 5.403,690. Ada 161 saham turun, 121 saham naik, dan 104 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 24,2 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,95 triliun. Enam indeks sektoral menyeret IHSG. Sektor industri turun 1,03%, pertanian 0,83%, dan keuangan 0,52%.
Sedangkan sektor yang menghijau yakni perdagangan naik 0,76%, barang konsumsi naik 0,21%, dan infrastruktur naik 0,10%. Sementara itu, investor asing justru melakukan aksi beli. Di pasar reguler, net buy asing Rp 180,814 miliar dan Rp 235,927 miliar seluruh perdagangan. Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 3,62% ke Rp 6.650, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 2,06% ke Rp 15.475, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) turun ke Rp 1,82% ke Rp 810. Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 4,10% ke Rp 254, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) naik 3,53% ke Rp 11.000, dan PT Hanson International Tbk (MYRX) naik 2,24% ke Rp 137. Bursa Asia
Bursa saham Asia ditutup naik untuk hari ketiga setelah debat presiden AS terakhir karena minyak melonjak untuk 15 bulan tertinggi meningkatkan produsen energi dan pelemahan yen mendorong saham Jepang lebih tinggi. Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3 % menjadi 140,46 pada pukul 16:10 sore di Hong Kong, dengan indeks S&P 500 berjangka naik 0,1 % setelah Hillary Clinton dan Donald Trump melanjutkan head-to-head untuk ketiga kalinya sebelum pemilu tanggal 8 November mendatang. Sebuah jajak pendapat Bloomberg Politics national menunjukkan Clinton memimpin sembilan poin sebelum debat. Indeks tersebut membukukan kenaikan terbesar dua hari dalam hampir sebulan pada hari Rabu setelah data dari China menunjukkan ekonomi terbesar di Asia tersebut tetap stabil pada kuartal ketiga dan meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan menonjolkan pengetatan kebijakan moneter secara bertahap. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto