IHSG jatuh kian dalam di akhir sesi I



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh semakin dalam di akhir sesi I, Senin (28/3). Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat merosot 1,22% menjadi 4.768,14.

Sementara itu, kinerja indeks terpukul oleh penurunan 210 saham. Sedangkan jumlah saham yang naik hanya sebanyak 57 saham dan 69 saham lainnya tak berubah posisi.

Volume transaksi siang ini melibatkan 2,124 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,891 triliun.


Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang menghijau. Tiga sektor dengan penurunan terdalam di antaranya: sektor industri dasar turun 1,53%, sektor industri lain-lain turun 1,53%, dan sektor manufaktur turun 1,44%.

Saham-saham penghuni top losers indeks LQ 45 siang ini di antaranya: PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 5,09% menjadi Rp 1.025, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 3,23% menjadi Rp 2.095, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 2,92% menjadi Rp 17.475.

Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45 yaitu: PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) naik 1,2% menjadi Rp 1.680, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 0,76% menjadi Rp 665, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 0,65% menjadi Rp 3.120.

Bursa emerging juga tertekan

Penurunan IHSG pada siang hari ini sejalan dengan pergerakan bursa emerging. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.10 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Market turun 0,1% menjadi 811,99.

Sejumlah market di kawasan regional ditutup karena merayakan Paskah. Menurut Macquarie Bank Ltd, volume transaksi perdagangan masih relatif sepi akibat banyaknya pasar yang tutup.

Selain itu, faktor lain yang juga memberikan sentimen negatif ke pasar saham adalah prediksi hawkish mengenai suku bunga The Fed.

"Muncul kecemasan akan kemungkinan kenaikan suku bunga AS di emerging market. Kenaikan Fed Rate akan semakin memperkuat posisi dollar AS dan mendorong arus dana keluar dari negara-negara berkembang," jelas Komsorn Prakobphol, senior investment strategist Tisco Financial Group Plc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie