IHSG jatuh lebih dari 1 % ikuti emerging market



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak berdaya pada perdagangan sesi I, Senin (9/5). Mengacu data RTI, indeks jatuh 1,15% atau 55,274 poin ke level 4.767,321 pukul 12.00 WIB.

Tercatat 182 saham bergerak turun, 81 saham bergerak naik, dan 76 saham stagnan. Perdagangan sesi I ini melibatkan 2,21 miliar lot saham dengan nilai transaksi 3,05 triliun.

Sembilan dari 10 indeks sektoral memerah menyeret indeks. Sektor industri dasar memimpin penurunan sebesar 2,26% dan diikuti barang konsumsi 1,86%, serta manufaktur turun 1,78%. Sementara, hanya sektor infrastruktur yang menghijau sebesar 2,07%


Aksi jual asing turut menyeret perdagangan IHSG. Di pasar reguler, net sell asing sebesar Rp 112,976 miliar dan net sell asing keseluruhan perdagangan sesi I sebesar Rp 119,734 miliar.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 5,99% ke Rp 1.255, PT Bank Mandiri (BMRI) turun 5,41% ke Rp 9.175, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 4,46% ke Rp 1.715.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 4,58% ke Rp 3.650, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 3,81% ke Rp 6.125, dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN) naik 2,46% ke Rp 1.875. 

Sementara itu, saham di pasar emerging market diperdagangkan di dekat level 7 pekan terendah akibat jatuhnya saham China pasca rilis data perdagangan yang mengecewakan.

Bursa saham China menuju penurunan dua hari terbesar mereka dalam 10 pekan akibat data selama akhir pekan kemarin menunjukkan ekspor menyusut dalam dollar pada bulan April dan impor turun untuk bulan ke-18.

Saham berbasis bahan industri dan baku memimpin penurunan tertajam dalam indeks MSCI emerging market karena harga logam jatuh. Won Korea Selatan dan rupiah Indonesia paling melemah di antara mata uang emerging marklet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto