IHSG kehilangan amunisi



JAKARTA. Setelah sampai ke rekor baru pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru berpotensi melemah. Pelemahan IHSG ini sudah terjadi kemarin dan diprediksi masih berlanjut hari ini (14/5).

Dalam risetnya, Research Analyst Panin Sekuritas Purwoko Sartono menjelaskan, pelemahan pada perdagangan kemarin cukup signifikan. "Hal ini didorong oleh aksi ambil untung setelah pekan lalu IHSG sempat mencatat rekor tertinggi," imbuhnya.Kata Purwoko, minimnya sentimen positif juga membuat investor memilih untuk merealisasikan keuntungan yang mereka peroleh pekan lalu. Investor global juga masih wait and see rilis beberapa data penting seperti data penjualan ritel AS dan hasil pertemuan menteri keuangan Eropa. 

Dari dalam negeri, investor juga menanti hasil Rapat Dewan Gubernur terkait BI Rate. Karenanya, ia memprediksi IHSG akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah. "Pergerakannya akan berada di kisaran support-resistance 5.020-5.077," pungkasnya.


Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities memiliki proyeksi serupa. Menurutnya, IHSG mulai kehilangan tenaga setelah terbang tinggi. "Jangankan untuk melaju lebih tinggi lagi, minimal tetap bertahan di zona hijau pun sepertinya sulit, yang akhirnya membawa IHSG terkoreksi," tukasnya.

Menurutnya, di perdagangan hari ini IHSG akan berada pada support 5.021 - 5.036 dan resistance 5.110 - 5.123. Secara teknikal, pergerakan IHSG memiliki pola menyerupai breakaway di bawah upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak datar dengan histogram positif yang sedikit lebih rendah. RSI, William's %R, dan Stochastic cenderung menurun dari area overbought. 

Posisi tersebut merupakan posisi yang tidak nyaman untuk IHSG karena berada di bawah target support 5.072 - 5.092. Ini bisa saja memunculkan persepsi akan penurunan lanjutan, apalagi jika kondisi bursa saham global mulai berbalik arah.

"Tapi kami berharap, pelemahan masih terbatas agar IHSG hanya mengalami konsolidasi saja dan tidak masuk dalam tren bearish," jelas Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: