IHSG kembali lunglai meski asing lakukan aksi beli



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memerah pada perdagangan, Selasa (20/12). Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,57% atau 29,435 poin ke 5.162,477.

Ada 210 saham bergerak turun, 107 saham bergerak naik, dan 99 saham stagnan. Volume perdagangan hari ini 12,92 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,23 triliun.

Sembilan dari 10 indeks sektoral memerah. Sektor infrastruktur paling dalam penurunannya 1,25% dan diikuti perdagangan turun 1,08%, serta agrikultur turun 1,05%. Sementara, hanya sektor keuangan yang menghijau naik 0,09%.


Meski demikian, investor asing sudah mulai melakukan aksi beli saham. Tercatat, net buy asing hari ini mencapai Rp 96,782 miliar.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 5,88% ke level Rp 2.880, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) turun 4,17% ke Rp 3.680, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 3,57% ke Rp 1.350.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 1,16% ke Rp 1.745, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 0,96% ke Rp 3.170, dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 0,84% ke Rp 600. 

"Sebagian investor mulai cenderung memilih untuk mengambil keuntungan menjelang liburan Natal, situasi itu membuat pasar rentan terkoreksi," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.

Ia menambahkan adanya sinyal dari pelaku pasar yang cenderung bersikap mengurangi aktifitasnya di bursa saham Indonesia dengan tujuan menyelamatkan portofolionya juga dapat menahan laju IHSG.

Di sisi lain, lanjut dia, pasar saham Indonesia masih dibayangi ancaman dari ketidakpastian global, terkait kebijakan ekonomi dan moneter Amerika Serikat di bawah pemerintahan baru serta perubahan kebijakan ekonomi China.

Sementara itu, sebagian besar pasar saham Asia pun memerah. Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,5 % ke level 135,20 pada pukul 16:57 waktu Hong Kong, dipimpin oleh penurunan perusahaan energi dan konsumen diskresioner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto