IHSG kembali menguat ke level 5.306 pagi ini



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya di tengah menghijaunya pasar regional, Rabu (25/1). Mengacu data RTI, indeks dibuka naik 0,26% ke Rp 5.306,27 pukul 09.15 WIB.

Tercatat 120 saham bergerak naik, 53 saham turun, dan 97 saham stagnan. Volume perdagangan pagi ini sekitar 3,33 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 716,21 miliar.

Delapan dari 10 indeks sektoral menghijau. Sektor pertambangan memimpin penguatan 0,62%. Sedangkan, sektor barang konsumsi memimpin pelemahan 0,06%


Laju IHSG turut disokong oleh aksi beli investor asing. Di awal perdagangan ini, net buy asing sekitar Rp 30,252 miliar.

Pasar mulai memperoleh katalis positif dengan pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) usai keputusan Trump menarik diri dari Trans-Pacific Partnership (TPP).

Perjanjian ini sejatinya perjanjian untuk membantu perdagangan AS. "Karena kalau perdagangan AS turun maka dollar akan melemah," kata Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri kepada KONTAN, kemarin.

Menurut Hans, saat ini IHSG lebih dipengaruhi oleh faktor luar, yakni pelemahan nilai tukar dollar AS. Saat ini merupakan momentum penguatan nilai tukar rupiah dan IHSG. IHSG juga dipengaruhi oleh laporan keuangan yang akan rilis akhir bulan ini.

Pagi ini, pasar saham Asia mendaki menuju level tertinggi tiga bulan. Mengekor performa Wall Street didukung langkah investor yang menyambut keinginan Presiden Donald Trump merealisasikan janji-janji kampanyenya.

Mengutip Reuters, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik 0,16%. Sementara, pasar saham Jepang dan Australia memimpin penguatan.

"Setelah  gejolak di hari pertama di mana Trump fokus pada langkah-langkah proteksionis, pasar bereaksi positif semalam dengan indeks acuan AS menguat ke level tertinggi sepanjang masa,” kata James Woods, analis Rivkin Securities di Sydney.

Asal tahu saja, Trump mulai fokus ke langkah-langkah mendukung pertumbuhan termasuk janjinya perihal keringanan pajak perusahaan. Setelah sebelumnya berkutat pada langkah proteksionisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto