KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan tiga hari beruntun pada perdagangan Rabu (24/3). Mengutip RTI pukul 10.30 WIB, indeks turun 0,92% ke 6.195,6. Tercatat 342 saham turun, 100 saham naik, dan 149 saham stagnan. Total volume perdagangan 7,5 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 4,1 triliun. Sembilan dari 10 indeks sektoral memerah. Sektor pertambangan paling dalam penurunannya 1,64%. Sementara hanya sektor konstruksi yang naik 0,32%.
Aksi jual investor asing turut menyeret IHSG pada perdagangan pagi ini. Net sell asing tercatat capai sekitar Rp 113,299 miliar. Memerahnya IHSG mengikuti jejak bursa regional. Saham Asia mencapai level terendah dua pekan pada hari ini. Harga minyak kembali turun dan dolar mendekati level tertinggi empat bulan karena langkah penguncian virus corona di Eropa dan potensi kenaikan pajak AS menghantam selera risiko investor.
Baca Juga: Turun 3 hari beruntun, IHSG dibuka terkoreksi 0,60% Rabu (24/3) Melansir
Reuters, indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang turun 1% setelah jatuh 0,9% pada hari Selasa. Itu turun serendah 676,46 poin, level yang terakhir terlihat pada 9 Maret. Indeks telah mengalami penurunan yang mengecewakan pada bulan Maret setelah lima bulan berturut-turut naik. Aset berisiko sebelumnya dihantui oleh kekhawatiran meningkatnya inflasi pada lebih cepat dari perkiraan, peluncuran vaksin virus corona yang sukses dan stimulus fiskal AS yang besar.
Indeks Nikkei Jepang tersandung 1,8% dan indeks KOSPI Korea Selatan tergelincir 0,5%. Saham China berada di zona merah untuk hari kedua dengan indeks blue-chip CSI300 turun 1,2%. Hang Seng Hong Kong tergelincir 1,7%. Di Wall Street semalam, Dow Jones Industrial Average turun 0,94%, S&P 500 kehilangan 0,76% dan Nasdaq Composite turun 1,12%. Jerman memperpanjang pengunciannya hingga 18 April. Sebuah badan kesehatan AS mengatakan vaksin AstraZeneca Plc yang dikembangkan dengan Universitas Oxford mungkin menyertakan informasi yang sudah ketinggalan zaman dalam datanya, yang semakin memicu kekhawatiran investor. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto