IHSG Kokoh Disokong Inflow dan Data Ekonomi Domestik



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Meski ditutup merosot 0,43% pada perdagangan Jumat (12/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah bertengger di atas level 7.100, tepatnya di 7.129,27.

Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim memandang koreksi hari ini wajar terjadi akibat aksi profit taking, setelah berlanjutnya tren penguatan IHSG. Secara teknikal terbentuk gap up pada Kamis (11/8), sedangkan hari ini IHSG menggali koreksi dan mencoba untuk menutup gap.

Dalam sepekan, IHSG naik 0,63%, dan dalam kurun sebulan terjadi penguatan 7,18%. Lukman melanjutkan, IHSG kembali menembus level 7.100 didorong oleh inflow investor asing yang cukup deras dan menyusul sentimen eksternal terkait inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mulai melambat.


"Dari dalam negeri, ekonomi Indonesia masih solid dan mengalami pertumbuhan. Retail sales yang tumbuh dan consumer confident masih mengalami ekspansi membuat IHSG terdorong oleh sentimen positif," sebut Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (12/8).

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp 9.000 Triliun, Ini Penyebabnya

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya punya pandangan serupa. Cheryl melihat fokus pada pekan ini ada di rilis data inflasi AS yang lebih baik dari ekspektasi. 

Namun, pelaku pasar kembali waspada pasca gubernur The Fed dari berbagai negara bagian mengisyaratkan bahwa bank sentral AS tersebut masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga. Alhasil, tren suku bunga tinggi masih akan berlanjut. 

Analisa Cheryl, secara teknikal perdagangan hari ini diakhiri dengan pola tweezer top yang mengindikasikan tanda pembalikan arah. Sehingga, Cheryl memprediksi untuk perdagangan Senin (15/8) ada potensi koreksi dengan rentang 7.100-7.200.

Baca Juga: Market Cap BEI Tembus Rp 9.000 Triliun, BBCA dan BBRI Jadi Juara

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga menilai penguatan IHSG sudah mencapai titik jenuh. Gerak pada pekan depan lebih berpotensi untuk masuk ke fase korektif ke area 6.900-6.950. Area support berada di 6.860 dan resistance ada di 7.258. 

"Perlu diperhatikan pula bahwa secara teknikal kenaikan IHSG juga diwarnai oleh irasionalitas pasar yang terlihat dari banyaknya gap up dalam kenaikan IHSG ini," terang William.

Sedangkan Lukman memproyeksikan inflow investor asing masih akan menjadi pendorong IHSG pada pekan depan. Meski rawan terjadi profit taking, IHSG masih cenderung menguat didukung rilis neraca dagang Indonesia yang diperkirakan tetap surplus.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,43% Meski Ada Net Buy Asing Rp 761 Miliar Pada Jumat (12/8)

Dalam sepekan ke depan, support dan resistance IHSG ditaksir berada di area 7.070-7.220. Lukman menjagokan saham PT Indika Energy Tbk (INDY), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Sementara itu, Cheryl menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Rekomendasi William, pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk koleksi saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati