IHSG koreksi kian dalam, di mana support-nya?



JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin ini terkoreksi dalam. Pada pukul 15.05, IHSG sudah meluncur 1,71% menjadi 4.011,53

Kepala Riset Universal Broker Indonesia menilai, saat ini IHSG sudah semakin jauh dari level support pertamanya di 4.070, setelah sempat bertahan di level tersebut pada penutupan akhir pekan kemarin. Hingga siang hari ini, imbuhnya, tekanan jual pemodal asing sudah melewati Rp 150 miliar. "Hingga sore hari nanti, tekanan jual asing diperkirakan bakal melewati angka level psikologis Rp 200 miliar," ujarnya. Kata Satrio, saat ini tren jangka menengah IHSG adalah flat dengan support pada kisaran 3.950–4.000 dan resistance pada kisaran 4.100-4.150. Dia menerangkan, akumulasi atas posisi jangka panjang baru bisa dilakukan jika IHSG sudah mencapai kisaran 3.950–4.000. "Selama support di 3950–4000 masih bertahan, kami masih menyarankan posisi buy on weakness," ujar Satrio. Lalu saham yang bisa jadi pilihan antara lain BMRI, TLKM, JSMR, BBRI, INTP, SMGR, AALI, ASII. Ia juga berpendapat, IHSG tidak boleh menembus support di 3.909–3.944 lantaran bakal mengakhiri dan membatalkan potensi jangka menengah IHSG menuju level 4.200-4.250, dan malah akan membuka potensi koreksi bagi IHSG ke kisaran 3.500-3.550. Menurut dia, sebaiknya pemodal menghindari dulu saham-saham pertambangan batubara, kecuali jika harganya sudah benar-benar menarik. Analis Equtor Securities Gina Novrina Nasution menuturkan, support terdekat IHSG adalah di 3.990, dan diharapkan tidak ditembus di hari ini. Jika tembus maka akan menuju support kedua di 3.963.

"Bilapun support tersebut dilewati lagi, maka indikasi IHSG akan memasuki tren melemah (bearish) jangka pendeknya," ulas Gina kepada KONTAN, Senin (23/7).


Namun Gina berharap pertahanan IHSG bisa cukup kuat dengan bertahan di level psikologisnya 4.000. Walaupun tekanan jual masih membayangi karena sentimen permintaan bailout Spanyol yang direspon negatif oleh pasar. Saat ini, Gina menghimbau investor untuk wait and see dulu dan menunggu kejadian berikutnya. "Sementara pasar saham domestik sepertinya juga masih sepi di awal bulan puasa ini," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: