IHSG Lanjut Menguat, Ini Saham Rekomendasi Analis Sampai Akhir Tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Euforia di pasar saham tampaknya belum terhenti. Walaupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada Rabu (3/9), indeks komposit ini sempat menyentuh rekor pada perdagangan intraday. 

Pada intraday perdagangan Selasa (3/9), IHSG menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di level 7.726,66. Namun pada akhir perdagangan IHSG terkoreksi 1,01% ke posisi 7.616,52. 

Berdasarkan data RTI, investor asing masih mencetak net buy sebesar Rp 116,83 miliar di seluruh pasar. Bahkan dalam sebulan terakhir, asing mencatatkan net foreign buy sejumlah Rp 29,10 triliun. 


Baca Juga: IHSG Diproyeksi Lanjut Menguat, Cermati Saham Rekomendasi Analis untuk Jumat (21/6)

Selain pasar reguler, transaksi juga ramai di pasar negosiasi. Seperti transaksi crossing atas saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang mencapai Rp 101,8 triliun atau 7,33 miliar saham. 

Berkat itu, nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut terdongkrak mencapai Rp 116,04 triliun. Usut punya usut, ternyata nilai transaksi jumbo merupakan aksi Low Tuck Kwong yang mengalihkan sahamnya kepada sang putri Elaine Low. 

Lalu yang terbaru, pada perdagangan Selasa (3/9) ada transaksi crossing atas saham PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) di harga Rp 370 dengan estimasi total transaksi Rp 727,12 miliar. 

Oktavianus Audi, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas bilang pergerakan IHSG didorong oleh sentimen pemangkasan suku bunga The Fed. Tak heran, maraknya transaksi dan derasnya aliran dana investor asing. 

Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat, Cermati Saham Rekomendasi Analis, Rabu (24/4)

IHSG telah menguat 9,77% sejak Juni hingga Agustus 2024. Meski demikian, lanjut Audi, dampak hingga akhir tahun dari proyeksi pemangkasan suku bunga hingga 100 bps masih dapat menjadi angin segar untuk IHSG. 

"Tercatat dalam satu bulan terakhir pasca Fed mulai dovish, asing masuk sebesar Rp 16,67 triliun dengan dominasi ke dalam sektor perbankan," jelasnya saat dihubungi Kontan, Selasa (3/9). 

Editor: Noverius Laoli