JAKARTA. Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) melemah 0,74% ke 5.771 pada perdagangan Senin (10/7). Meski cukup dalam, pelemahan ini dianggap tidak terlalu urgen karena indeks dinilai masih bisa terus naik. Krishna Dwi Setiawan, Analis Lotus Andalan Sekuritas menyatakan, indeks masih dinilai wajar bila berada di kisaran 5.700-5.800. "Kalau memang menjelang akhir tahun di kuartal ketiga dan empat, kalau ekonomi Indonesia benar-benar bisa tumbuh tinggi 5,2% atau lebih, nah itu indeks baru bisa meninggi," jelasnya. Krisna melanjutkan perekonomian Indonesia cenderung lebih lesu meskipun banyak pandangan lembaga ekonomi dan ekonom yang menyatakan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik. Tapi kenyataannya, ekonomi dalam keadaan berat. "Jual beli saham kebanyakan terjadi hanya di sektor yang sedang panas seperti infrastruktur. Namun posisi saham konstruksti saat ini sedang berada di bay risk atau jelek cenderung turun," kata Krisna.
Tak hanya itu, catatan dari industri retail dan tekstil juga menunjukkan penurunan yang mencerminkan daya beli masyarakat Indonesia yang semakin menurun. Hal ini juga ditunjukkan oleh rilis data indeks manufaktur yang berada di level 49,5%, artinya bila dibawah 50% adalah adanya penurunan daya beli. Analis OSO Sekuritas Riska Afriani mengatakan, perkiraan untuk sepekan ini dalam kisaran terbatas. Tambah lagi rilis laporan indeks kepercayaan konsumen dalam waktu dekat dapat mempengaruhi pertumbuhan IHSG.