IHSG masih penuh tekanan pada pekan depan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,25% ke level 5.426,47 pada Jumat (13/3). Selama sepekan IHSG menurun 1,60%.

Para analis menilai, pergerakan IHSG selama sepakan ini lantaran dipengaruhi oleh rupiah yang terus tertekan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Bahkan, dalam sepekan ini rupiah sempat menyentuh level Rp 13.200 sekaligus menjadi level terendahnya sejak Agustus 1998.

Analis Net Sekuritas Fadli mengatakan, pelemahan rupiah tersebut membuat para investor khawatir. Maka tak heran jika para investor lokal bahkan asing melakukan aksi ambil untung alias profit taking.


Menurut Analis Universal Broker Indonesia Alwy Assegaf, aksi profit taking yang dilakukan investor semakin menekan laju IHSG. Hal tersebut terlihat dari asing yang dalam sepekan ini terus menerus mencatatkan nett sell. Di akhir pekan saja, asing masih mencetak nett sell senilai Rp 464,55 miliar.

Alwy menjelaskan, asing terus melakukan aksi jual itu lantaran pengaruh dari pasar global dan belum adanya sentimen baru dari dalam negeri. "Dari global datang dari AS yang merilis data ekonomi dengan hasil positif," katanya.

Adapun data tersebut adalah, data tenaga kerja yang mengalami kenaikan dan data pengangguran yang menurun menjadi 5,5%. Sehingga hal tersebut, dapat memberikan sinyal bagi The Fed untuk menaikkan suku bunganya lebih cepat dari perkiraan. Maka tak heran jika di awal pekan, IHSG sempat menurun hingga 1,27%.  

Keduanya juga melihat pelemahan IHSG ini terjadi ditengah bursa Asia yang mengalami penguatan. Laju bursa Asia menunjukkan tren yang positif. Pasalnya, ada beberapa negara yang memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Salah satunya Korea Selatan yang menurunkan suku bunganya 25 basis poin menjadi 1,75%.

Fadli memprediksi, pekan depan IHSG akan dipengaruhi oleh investor yang tengah menunggu realisasi paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah untuk menahan pelemahan rupiah. Sementara Alwy bilang, IHSG di pekan depan akan dipengaruhi oleh pengumuman BI rate yang diperkirakan stagnan di 7,5% dan FOMC The Fed yang akan membahas kenaikan suku bunga.

Fadli memperkirakan IHSG pekan depan masih akan melemah di kisaran 5.300-5.500. Dan Alwy mengira IHSG justru akan bergerak rebound di pekan depan dengan range 5.375-5.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa