KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham masuk dalam tren pergerakan positif. Ternyata, reksadana saham konvensional berkinerja lebih tinggi dibanding reksadana saham indeks. Berdasarkan data Infovesta Utama, hingga Jumat (22/10), rata-rata kinerja reksadana saham konvensional tumbuh 4,59% secara year to date (ytd). Sementara, rata-rata kinerja reksadana saham indeks tumbuh 3,32% ytd. Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (26/10), ditutup menguat 0,47% ke 6.656. Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan, kinerja reksadana konvensional lebih unggul karena para manajer investasi berhasil memilih saham yang menjadi penggerak pertumbuhan IHSG, yaitu sektor teknologi dan bank digital.
Baca Juga: Jelang Tapering, Pasar Obligasi Masih Cetak Rekor Tertinggi Sementara itu, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan mayoritas acuan dari reksadana saham indeks adalah LQ45, IDX30 dan Sri Kehati. Rudiyanto mengamati ketiga indeks tersebut memang masih berkinerja di bawah IHSG dengan portofolio banyak berasal dari saham blue chip. Sementara, kinerja saham blue chip baru naik sejak satu hingga dua bulan terakhir saja. Namun, Rudiyanto mengatakan jika investor asing terus masuk ke pasar saham, tidak menutup kemungkinan kinerja reksadana indeks yang isinya mayoritas saham blue chip akan mengejar kinerja reksadana konvensional. Rudiyanto memasang level pertumbuhan wajar IHSG di tahun ini di 6.700. Di tengah tren kenaikan IHSG, Wawan menyarankan, investor berisiko rendah untuk tetap lebih banyak menaruh porsi investasinya di reksadana saham indeks dibanding reksadana saham konvensional. Sementara, bagi investor yang mengejar kinerja tinggi dan investasi untuk jangka panjang, bisa memilih reksadana saham konvensional. Baca Juga: Tiga Manajer Investasi Jadi MI Terbaik dalam Bareksa-KONTAN Fund Awards 2021 Wawan mengingatkan tidak semua reksadana saham konvensional kompak berkinerja positif saat IHSG naik. "Track record kinerja tiap produk reksadana bisa jadi pertimbangan dalam memilih, selain juga kepiawaian manajer investasi dalam stock picking," kata Wawan.