IHSG melaju paling kencang di pasar saham Asia Tenggara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar pasar saham Asia Tenggara naik tipis pada Senin (9/9). Lemahnya data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) dan China telah mendorong harapan langkah-langkah stimulus lebih lanjut untuk menopang perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memimpin kenaikan tertinggi di Asia Tenggara, naik 0,30% ke 6.327,921 pukul 11.17 WIB.  Laju IHSG dibantu oleh saham telekomunikasi dan saham konsumen. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Pt dan Unilever Indonesia Tbk Pt masing-masing naik 1,2%.

Saham Filipina naik 0,1%, memperpanjang kenaikan ke sesi keempat, di sektor keuangan. Saham Ayala Corp naik 0,4%, sementara BDO Unibank Inc naik 0,6%.


Baca Juga: Simak rekomendasi saham dari Profindo Sekuritas untuk perdagangan Senin (9/9)

Saham Singapura beringsut lebih tinggi pada saham industri dan konsumen. Konglomerat industri Jardine Matheson Holdings Ltd naik 0,8%, sementara pengecer Dairy Farm International Holdings naik 0,6%. Pasar keuangan Malaysia ditutup untuk liburan.

Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Agustus, sementara ekspor China turun secara tak terduga bulan lalu, terluka oleh penurunan pengiriman ke Amerika Serikat.

Sentimen risiko juga didukung oleh bank sentral di kedua negara yang mengindikasikan niat mereka untuk bekerja menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.

Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bank sentral akan terus bertindak "sebagaimana mestinya" untuk mempertahankan ekspansi ekonomi AS.

Baca Juga: Minim sentimen, IHSG bergerak liar mengawali perdagangan

Sementara, People's Bank of China mengatakan pihaknya memotong jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan untuk ketiga kalinya tahun ini.

"Langkah terbaru (pemotongan rasio cadangan) mencerminkan tekad pemerintah (China) untuk menggunakan kombinasi alat kebijakan untuk merangsang ekonomi karena juga terlihat untuk memungkinkan pemerintah daerah menerbitkan lebih banyak obligasi untuk mendanai investasi infrastruktur," kata Bank Mizuho dalam sebuah catatan dilansir dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto