JAKARTA. Para investor reksadana harus mulai mewaspadai kenaikan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menyentuh level psikologis yang ditargetkan tahun ini, sehingga potensi untuk mendapatkan gain jadi menipis. Direktur Utama BNP Paribas Investment Partners Tino Moorrees menilai, investasi di reksadana saham masih menarik. Sebab, perekonomian Indonesia masih akan bertumbuh lebih tinggi. Namun, Michael Tjoajadi, Direktur Schroders Investment Management Indonesia, menyarankan investor reksadana saham untuk mengambil keuntungan lebih dulu. Minimal, investor bisa menyisakan modal pokoknya untuk investasi berikutnya. Dengan cara ini, investor bisa memangkas risiko bila sewaktu-waktu harga saham jatuh lagi. "Keputusan akhir tetap di tangan investor, ya," imbuhnya.
Imbal hasil makin tipis Data PT Infovesta Utama, sebuah lembaga pemeringkat dan riset reksadana, menyebutkan, imbal hasil rata-rata reksadana saham lebih rendah ketimbang kenaikan indeks. Dari awal tahun sampai dengan 21 Juli, rata-rata return reksadana saham mencapai 11,52%. Sementara indeks harga saham telah naik 18,9%.