IHSG melemah 0,39% sepekan ini, berikut prediksinya untuk pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,87% ke level 4.926,73 pada perdagangan Jumat (2/10). Dalam sepekan, IHSG melemah 0,39%. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony memprediksi IHSG pekan depan masih akan sideways area 4.814-4.998 dengan sentimen yang sama di pekan ini serta efek dari debat calon presiden AS, perkembangan rupiah dan virus Covid-19. 

Sementara itu Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan pelemahan IHSG dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang telah menelan korban lebih dari 1 juta jiwa di dunia dengan laju penularan yang semakin cepat di banyak negara. "Investor juga bersikap hati-hati menjelang debat pertama calon presiden AS," jelas Zamzami. 


Untuk pekan depan, Zamzami memprediksi IHSG memiliki potensi menguat dengan support 4.850 dan resistance 5.020. "Investor menunggu data indeks keyakinan konsumen dan cadangan devisa juga non-farm payroll AS," kata dia. 

Baca Juga: Astra (ASII) membagikan dividen dengan yield lebih kecil

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memprediksi, IHSG akan bergerak positif atau bullish awal pekan depan. Menurut perhitungan dia, support IHSG bakal berada di level 4.880 dan resistance di 5.000. "IHSG berpeluang mencatatkan technical rebound ke kisaran 4.950-4.975. Sementara level support masih berada pada level kritis 4.880," kata Valdy saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (2/10).

Menurut dia, proyeksi ini didasarkan oleh adanya kabar bahwa parlemen Amerika Serikat (AS) menyetujui stimulus fiskal senilai US$ 2,2 triliun setelah melakukan pemungutan suara pada Kamis (1/10) waktu setempat. "Masih dari eksternal, pelaku pasar juga menantikan hasil Eurogroup Meeting dan rilis indeks non-manufacturing PMI dari beberapa negara, seperti Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat pada Senin pekan depan," ucap dia.

Mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, Valdy melihat ada peluang speculative buy untuk sejumlah saham pada Senin (5/10). Dia menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham bank seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), serta PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Baca Juga: Euro mengalahkan dolar AS dan yen Jepang sebagai mata uang dengan return tertinggi

Pekan ini, IHSG digerakkan oleh indeks manufaktur Indonesia yang menurun pada September 2020 menjadi 47,2 dari 50,8 di bulan Agustus 2020. Pergerakan arus keluar modal asing dalam sepekan juga dinilai berkontribusi pada pelemahan indeks. Berdasarkan data RTI, asing tercatat melakukan aksi jual di seluruh pasar mencapai Rp 1,42 triliun. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami deflasi 0,05% secara bulanan pada September 2020, yang menandakan deflasi dalam tiga bulan terakhir berturut-turut. Pada penutupan Jumat (2/10) nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp 14.890 dolar AS. Pergerakan kurs rupiah terus melemah sejak 21 September 2020 yang ditutup di level Rp 14.723 per dolar AS. "Ini mempengaruhi IHSG karena secara umum memang menunjukkan indikator ekonomi yang cenderung kurang baik," kata Chris kepada Kontan.co.id, Jumat (2/10). 

Sedangkan berita mengenai Presiden AS Donald Trump dan Melania Trump positif Covid-19 hanya memberikan efek kejut yang imbasnya dirasakan hanya pada hari ini. "Bursa global juga kembali pulih pasca pemberitaan tadi," imbuh Chris. 

Baca Juga: Wall Street turun setelah Donald Trump mengumumkan positif corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi