IHSG Melemah 0,74% di Pekan Ini, Cermati Review IHSG Pekan Ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 2,06 poin atau 0,03% ke level 6.939,89 pada perdagangan Jumat (29/9). Meskipun menguat, sepanjang pekan ini, IHSG turun 0,74%.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG dalam pekan ini terkoreksi dengan sentimen masih didominasi pasar global.

Misalnya, The Fed masih memberikan sinyal hawkish untuk fed fund rate (FFR) ke depannya (higher for longer). Lalu, disusul dengan index consumer dan penjualan rumah di Amerika Serikat (AS) yang juga turun.


Baca Juga: IHSG Naik Tipis 0,03% ke Level 6.939 pada Penutupan Perdagangan, Jumat (29/9)

Sentimen tersebut, kata Herditya, juga ditambah dengan ekonomi China yang cenderung stagnan.  “Dari sisi komoditas, harga minyak dunia yang masih menguat akibat pemotongan suplai dari Arab dan Rusia,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (29/9).

Herditya pun melihat IHSG masih rawan terkoreksi dengan support di 6900 dan resist di 6968 pada perdagangan hari Senin (2/10) pekan depan.

Untuk rekomendasi saham di awal pekan depan, investor dapat dicermati saham BIRD dengan target harga Rp 2.170 - Rp 2.230 per saham, MPMX Rp 1.045 - Rp 1.070 per saham, dan BRIS Rp 1.655 - Rp 1.700 per saham.

Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat 0,33% ke Level 6.960 pada Jumat (29/9)

Di sisi lain, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, IHSG bergerak melemah akibat adanya potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS) di pekan ini.

Alhasil, yield obligasi AS mengalami kenaikan cukup signifikan dan mencetak rekor baru dalam 16 tahun terakhir. 

“Sementara kenaikan dollar AS menunjukkan pasar masih risk-off,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (29/9).

Fajar melihat, IHSG pada Senin (2/10) besok diproyeksi masih akan mengalami pelemahan di kisaran 6.930 - 7.053.

Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat 0,33% ke Level 6.960 pada Jumat (29/9)

“Sentimennya masih dari rilis data inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS yang masih cukup solid, sehingga membuat The Fed masih akan bersikap hawkish,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari