KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,91% atau 68,76 poin ke 7.505,26 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/11). Dalam sepekan periode 28 Oktober-1 November 2024, IHSG mengakumulasi penurunan sebesar 2,46%. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan IHSG dalam sepekan terakhir dipengaruhi oleh sejumlah hal.
Pertama, rilis data tenaga kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat, di mana investor juga mencermati perihal pemangkasan suku bunga The Fed di bulan November ini yang diperkirakan akan terjadi sebesar 25 bps. Baca Juga: IHSG Anjlok 0,91% ke 7.505 pada Jumat (1/11), ADRO, BBCA, ITMG Top Gainers LQ45 Kedua, data manufaktur China yang ekspansif di level 50,1. Kondisi ini diperkirakan akan membuat perekonomian China pulih dan menjadi katalis positif ke depannya terutama dari sisi ekspor Indonesia. "Ketiga, rilis data inflasi Indonesia di Oktober 2024 yang cenderung melandai, serta musim rilis kinerja emiten kuartal III-2024," kata Herditya kepada Kontan, Jumat (1/11). Untuk pergerakan pada perdagangan Senin (4/11), Herditya memperkirakan pergerakan IHSG berpeluang menguat terbatas dengan area support 7.472 dan resistance 7.543. Dari sisi sentimen, IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data nonfarm payrolls AS, pergerakan harga komoditas dunia dan nilai tukar rupiah serta investor juga mencermati perkembangan di Timur Tengah. Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menerangkan selama sepekan ini IHSG sedang mengalami tekanan jual yang besar. Baca Juga: IHSG Turun 0,73% ke 7.518,9 di Sesi I Jumat (1/11), Top Losers: CPIN, SMRA, INDF "Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sentimen pergerakan harga komoditas serta rilis laporan keuangan emiten-emiten bursa di kuartal III-2024," ucap William kepada Kontan, Jumat (1/11).