IHSG melemah 1,03% pada Rabu (17/2) setelah naik empat hari berturut-turut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 64,67 poin atau 1,03% ke 6.226,73 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/2). Ini adalah penurunan pertama IHSG setelah mengakumulasi kenaikan 1,79% dalam empat hari perdagangan sebelumnya.

Investor asing mencatat net sell Rp 103,15 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Astra International Tbk (ASII) Rp 109,2 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 85,6 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 75,1 miliar.

Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 108 miliar, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) Rp 30,5 miliar, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 29,1 miliar.


Baca Juga: Kurs rupiah kembali melemah ke level 14.000, ini penyebabnya

Top gainers LQ45 hari ini adalah:

  • PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) 3,34%
  • PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) 2,52%
  • PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 1,07%
Top losers LQ45 terdiri dari:

  • PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) -6,31%
  • PT PP Tbk (PTPP) -5,79%
  • PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) -5,75%
Baca Juga: Warga Jakarta yang menolak vaksin Covid-19 tak dapat bansos dan didenda

Sembilan sektor menyeret IHSG ke zona merah. Hanya satu sektor yang masih menguat hingga tutup pasar. Sektor perdagangan dan jasa menguat 0,41%.

Penurunan terbesar tampak pada sektor industri dasar, yakni 2,70%. Sektor aneka industri melemah 1,81%. Sektor infrastruktur turun 1,75$. Sektor perkebunan tergerus 1,67%. Sektor manufaktur turun 1,58%. Sektor tambang turun 1,48%. Sektor konstruksi dan properti melemah 1,34%. Sektor keuangan turun 0,66% dan sektor barang konsumsi melemah 0,59%.

Total volume transaksi bursa mencapai 17,87 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 13,13 triliun. Sebanyak 155 saham menguat. Ada 333 saham yang turun harga pada hari ini dan 149 saham flat.

Baca Juga: Ini daftar kejahatan pasukan hacker Korea Utara yang semakin berbahaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati