KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,71% atau 48,17 poin ke level 6.707,77 pada Jumat (12/5). Dalam sepekan, IHSG melemah 1,18%. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, koreksi IHSG ini dipengaruhi beberapa hal seperti data inflasi Amerika Serikat (AS) yang cenderung melandai. Tetapi masih terdapat sentimen dari debt ceiling AS yang belum menemui keputusan dan dikhawatirkan akan menimbulkan potensi gagal bayar dan krisis likuiditas di AS. Sementara itu, data inflasi Tiongkok juga menjadi perhatian karena cenderung turun secara tahunan.
"Juga adanya koreksi dari harga batubara global yang berpengaruh negatif terhadap emiten-emiten batubara di IHSG," kata Herditya. Dia memproyeksikan IHSG masih cenderung rawan koreksi untuk menguji rentang 6.673-6.696 sekaligus menutup gap, dengan support di level 6.628 dan resistance di level 6.738. Baca Juga: Rotasi Indeks MSCI, Simak Prospek dan Rekomendasi Saham GOTO, GGRM, & SILO Di sisi lain, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat, pergerakan IHSG dipengaruhi berbagai sentimen. Pelaku pasar menimbang kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang saat ini dipengaruhi oleh faktor Chinese deflation. "Selain itu, global banking turmoil yang khususnya terjadi di AS dan dinamika US debt ceiling juga masih dicermati para pelaku investor," tambah Nafan. Sementara itu, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya melihat, pelemahan IHSG pekan ini dipengaruhi sentimen negatif yang datang dari pasar global seperti ketidakpastian batas utang AS. Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.707, Asing Mencatat Net Sell Rp 961 Miliar, Jumat (12/5)