IHSG melemah 1,77% dalam sepekan, ini sentimen yang mempengaruhi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 38,45 poin atau 0,64% ke level 6.030,77. Kendati begitu, selama sepekan IHSG masih melemah 1,77%.

Analis Erdhika Elit Sekuritas Ivan Kasulthan menjelaskan IHSG berhasil menguat pada Jumat (20/8) didorong oleh neraca transaksi berjalan (CAD) yang kembali mencatat defisit di kuartal II-2021 sebesar US$ 2,2 miliar, melebar dari defisit CAD kuartal I-2021 yang sebesar 1,1 miliar. 

"Namun, saat ini (defisit CAD) bisa menjadi suatu sentimen positif walaupun saat ini dunia masih dilanda pandemi Covid-19, artinya roda perekonomian sudah mulai berangsur-angsur berjalan dengan baik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/8).


Sementara, dalam sepekan IHSG melemah salah satunya lantaran kebijakan PPKM yang kembali diperpanjang. Walaupun diperpanjang, ada beberapa hal cukup menarik seperti mall, pasar, dan tempat makan sudah mulai ada pelonggaran dibandingkan dengan PPKM sebelumnya.

Baca Juga: IHSG berhasil menguat 0,64% ke 6.030 pada akhir perdagangan Jumat (20/8)

Kemudian, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5% dalam RDG pada 18-19 Agustus juga mempengaruhi pasar. 

Sentimen lainnya yang mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini dari rilis risalah The Fed yang menyatakan kemungkinan akan melakukan tapering di akhir tahun ini. Ia menilai kebijakan ini dapat berdampak terhadap pasar keuangan.

Selain itu, kebijakan bank sentral AS itu diperkirakan akan berdampak terhadap pasar di Asia karena dikhawatirkan ada capital outflow dalam waktu dekat. 

Untuk pekan depan, IHSG diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi dengan kecederungan melemah. Hal itu dikarenakan sentimen dari global yang masih berdampak negatif terhadap bursa di Indonesia, yaitu kebijakan tapering dari The Fed yang direncakan akan dilakukan tahun ini. 

Juga, adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan tumbuh 5,5% pada kuartal III-2021 yang sebelumnya akan bisa tumbuh 9%.

Pekan depan diperkirakan belum ada sentimen positif yang mampu mendongkrak laju pergerakan dari IHSG. Apalagi, kekhawatiran dari meningkatnya kasus Covid-19 varian delta dari luar negeri masih membayangi, sehingga juga berdampak pada pasar keuangan. 

"IHSG minggu depan diperkirakan akan bergerak pada kisaran support 5.880 dan resistance di level 6.100," sebutnya.

Senada, Analis Pilarmas Investindo Sekruitas Okie Setya Ardiastama menyebutkan pergerakan IHSG pada pekan ini dipengaruhi oleh sentimen baik dari dalam maupun luar negeri. Kebijakan dari Fed terkait stimulus moneter diproyeksikan dapat memberikan tekanan pada aliran modal negara emerging market.

"Tentu ini dapat berdampak baik pada fluktuasi rupiah maupun pasar saham dan obligasi," ujarnya.

Oleh sebab itu, Okie memproyeksikan pekan depan IHSG akan bergerak pada kisaran 5.936 - 6.177 untuk pekan depan.

Beberapa saham yang dapat diamati minggu depan menurut Pilarmas Investindo, yakni SCMA, BMRI, dan PGAS.

Sementara, menurut Erdhika Elit Sekuritas, saham-saham yang layak diamati pekan depan yakni AGRO, BRIS, BBRI, dan BBCA.

Selanjutnya: IHSG menguat 0,64% ke 6.030 di perdagangan Jumat (20/8), asing beli BBCA, TLKM, TBIG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi