KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) memerah sepanjang perdagangan akhir pekan, Jumat (5/5). IHSG ditutup turun 0,82% ke level 6.787,63 atau mengakumulasi penurunan 2,27% dalam sepekan terakhir. Dalam sepekan, IHSG hanya mampu mengalami penguatan harian sebanyak 0,46% pada Kamis (4/5). Sedangkan pada tiga hari perdagangan lainnya, IHSG terperosok di zona merah.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani menyoroti sejumlah katalis yang mempengaruhi gerak pasar saham sepekan lalu. Amerika Serikat (AS) masih menjadi pusat perhatian pasar, dengan hasil FOMC The Fed yang kembali mengerek suku bunga sebesar 25 basis points ke level 5% - 5,25%.
Keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan memang telah diantisipasi oleh pelaku pasar. Hanya saja, langkah tersebut mendorong kekhawatiran global akan berlanjutnya krisis likuiditas yang terjadi di sektor perbankan AS.
Baca Juga: Asing Banyak Menadah Saham-Saham Ini di Tengah Koreksi IHSG pada Akhir Pekan Apalagi beberapa perbankan AS juga disebut-sebut memiliki rencana untuk melakukan penjualan aset. Selain itu, kekhawatiran juga datang dari Negeri Paman Sam itu perihal adanya potensi kegagalan membayar utang. "Katalis negatif lainnya yang menekan pergerakan IHSG berasal dari terkoreksinya beberapa harga komoditas, di antaranya adalah batubara, nikel, dan CPO," terang Chisty kepada Kontan.co.id, Jum'at (5/5).
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, sepakat penurunan IHSG pekan ini lebih dominan disebabkan faktor eksternal. Kenaikan suku bunga The Fed dinilai tidak memberikan dampak signifikan. Sentimen negatif secara global datang dari kebangkrutan First Republic Bank yang mendorong investor melakukan
panic selling. Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian pasar terkait kekuatan sistem perbankan AS. "Ini memberi
carry forward effect ke pasar saham domestik kita," kata Arjun. Meski dibayangi sejumlah katalis negatif di awal bulan, Chisty melihat hal ini bukan merupakan konfirmasi terjadinya “Sell in May and Go Away”. Sebab, sentimen dari data ekonomi dalam negeri sejauh ini masih positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2023 mencapai 5,03% secara tahunan (YoY). Sehingga IHSG pada pekan depan masih berpeluang menguat terbatas di level
resistance terdekat, yakni pada level psikologis 6.800.
Baca Juga: IHSG Ditutup Merosot 0,82% ke Level 6.789 pada Perdagangan Jumat (5/5) Sementara itu,
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas memprediksi IHSG masih akan bergerak volatil pada pekan depan. Dengan kecenderungan melanjutkan pelemahan, karena secara teknikal sudah mengalami
breakdown trendline support. Dalam jangka pendek untuk pekan depan, pelaku pasar bisa mencermati saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (
ACES), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (
TBIG), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP).
Sedangkan Chisty menyarankan
buy on weakness PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA), kemudian
buy saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi