IHSG Melemah 2,36% Dalam Sepekan, Begini Proyeksinya untuk Pekan Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten turun sehingga terakumulasi 2,36% dalam sepekan. IHSG mencapai titik terendahnya sepanjang tahun 2024 di level 6.713,27 sebelum ditutup melemah 1,42% ke level 6.734,83 pada perdagangan Jumat (14/6).

IHSG dihantam berbagai sentimen mulai dari kebijakan suku bunga The Fed dan pelemahan mata uang rupiah. Selain itu, IHSG juga terpukul akibat longsornya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) atas kebijakan full call auction (FCA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Dari sisi aliran dana asing, dalam 5 hari terakhir terdapat net sell atau jual bersih di pasar saham sebesar Rp 129,04 miliar. Sedangkan, sepanjang tahun 2024 outflow sebesar Rp 7,81 triliun.


Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, koreksi IHSG selama sepekan disertai peningkatan yang terjadi pada volume penjualan.

Baca Juga: Disetir Kebijakan The Fed dan Ambruknya Saham Big Caps, IHSG Loyo Dalam Sepekan

“Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini ditutup berada di Rp 16.394 dan downgrade rating ekuitas Indonesia,” kata Herditya kepada Kontan, Jumat (14/6).

Di sisi lain, pendirian The Fed yang masih higher for longer untuk suku bunganya menjadi perhatian tersendiri bagi para investor. Herditya menyebut, hal ini yang menjadi penyebab adanya outflow pada IHSG.

Secara teknikal, Herditya memprediksi IHSG berpeluang menguat dalam jangka pendek dengan support di 6.696 dan resistance 6.846.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat, pelemahan IHSG karena spekulasi the Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga di level tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Meski inflasi AS cenderung di bawah konsensus dan penurunan harga produsen (PPI). 

Menurutnya, stance hawkish dari the Fed akan terus ada selama inflasi belum berada di rentang target The Fed sebesar 2%. 

"Dampaknya adalaha penguatan dolar AS yang menyebabkan pelemahan rupiah, bahkan lebih rendah dari level saat Covid-19 dan ketidakpastian yang membuat IHSG terkoreksi," kata Oktavianus kepada Kontan, Jumat (14/6).

Ia memprediksi, setidaknya potensi pemangkasan suku bunga The Fed akan terjadi sebesar 25 basis poin (bps) di kuartal IV-2024.

Dibandingkan dengan pekan sebelumnya, memang sempat terjadi fluktuasi pada IHSG meski pada akhirnya masih ditutup melemah. Hal ini dipengaruhi dari estimasi stance kebijakan The Fed dapat berubah setelah tingkat pengangguran yang meningkat menjadi 4%. 

"Tetapi ternyata masih belum mengubah sikap (The Fed) untuk lebih dovish," jelasnya.

Baca Juga: IHSG Ambrol 1,42% ke 6.734 Jumat (14/6), Ada 451 Saham Melemah Hari Ini

Dalam prediksinya , IHSG berpotensi uji support jangka panjang di level 6.600 atau Moving Average (MA) 200, serta terdapat zona permintaan dalam rentang level 6.523 - 6.632. 

Apabila IHSG berhasil bertahan di atas area tersebut seiring indikator Relative Strength Index (RSI) mendekati jenuh jual, maka ada potensi technical rebound.

Pada pekan depan, pergerakan IHSG akan diwarnai sentimen perilisan keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan tetap pada level 6,25%. 

"Jika pelemahan rupiah saat jni membuat BI menaikkan suku bunga kembali, maka jelas akan berdampak negatif terhadap IHSG," jelasnya 

Ia melihat saham defensif masih akan menjadi pilihan, seperti saham sektor kesehatan dan konsumer non cyclical.

Oktavianus merekomendasikan buy pada MYOR, SULI, dan, ACES. Masing-masing memiliki target sebesar Rp 3.160, Rp 2.870, dan Rp 970.

Adapun Herditya merekomendasikan saham UNVR dengan target harga Rp 3.260 – Rp 3.390, ACES berkisar di level Rp 885 – Rp 915, dan MIDI di harga Rp 400 – Rp 410.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi