KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) akan memasuki momen Santa Claus Rally di akhir tahun. Namun di awal Desember ini, IHSG masih mengalami tekanan. Jika dicermati sejak awal Desember masih mengalami tekanan. Kemarin, Jumat (2/12), IHSG ditutup koreksi 0,02% ke posisi 7.019,63. Investor asing juga mencatatkan jual bersih sebesar Rp 1,62 triliun. CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, penurunan IHSG pada awal Desember ini terbilang wajar. Sebab,
market masih menunggu sikap The Fed dan sejumlah rilis data ekonomi penting di Amerika Serikat (AS).
Namun, Praska menyakini bahwa fenomena Santa Claus Rally masih berpeluang terjadi pada akhir 2022.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat pada Senin (5/12), Simak Rekomendasi Saham Berikut "Ekspektasi secara probabilitas 100% karena 10-15 tahun terakhir seperti itu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (4/12). Dijelaskannya, katalis pendukungnya dari ekspektasi pasar terhadap The Fed dan bank sentral lainnya tidak agresif untuk meningkatkan suku bunga. Hal itu terefleksi dari data inflasi global yang mulai mereda. Lalu, pelemahan dollar AS juga memberikan sentimen positif, khususnya sektor pertambangan karena denominasinya dalam USD. Jika dilihat lebih jauh, pertambangan nikel yang berbasis logam cenderung akan lebih menguat dibandingkan batu bara yang diperkirakan agak tertekan karena kekhawatiran pendapatan dari China. Lanjutnya, ditambah lagi komoditas mulai akan terkena
profit taking setelah konflik Rusia-Ukraina akan mereda karena Presiden Rusia, Vladimir Putin membuka opsi mengakhiri perang dengan diplomasi terbuka. "Namun,
overall efek ke
market akan positif," katanya.
Baca Juga: Mandek di Pasar Reguler, Saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Ramai di Pasar Negosiasi Oleh sebab itu, Praska memperkirakan IHSG pada akhir tahun di level 7.260. Adapun beberapa saham yang menarik untuk dicermati dari sektor FMCG seperti
UNVR,
RALS, dan
INDF. Selain itu, ada infrastruktur telekomunikasi dengan sahamnya
TLKM, dan juga logam seperti
ADMR serta
INCO.
"Ada juga CPO karena saat ini sudah mulai kembali naik harganya, untuk sahamnya ada TAPG karena menarik secara fundamental maupun teknikal," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi