IHSG Melemah Sepekan, Intip Sentimen yang Menyeretnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menguat pada setelah turun 3 hari beruntun pada perdagangan akhir pekan. Jumat (6/10), IHSG ditutup menguat 0,20% atau 13,69 poin ke 6.888,52.

Meskipun menguat di akhir perdagangan pekan ini, dalam seminggu IHSG masih mencatatkan penurunan sebesar 0,74%. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan IHSG selama sepekan ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen.

Adapun sentimen paling memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan IHSG pekan ini adalah sentimen global. Pasar masih dipengaruhi oleh sinyal hawkish The Fed yang masih membuat kekhawatiran investor belum reda.


“Selain itu juga dari harga komoditas energi yang selama sepekan ini melemah serta dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang juga cenderung melemah,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/10).

Baca Juga: IHSG Naik 0,20% ke 6.888 Jumat (6/10), EMTK, BRPT, SCMA Top Gainers LQ45

Head of Research Investasiku Cheril Tanuwijaya mengatakan, sepanjang perdagangan pekan ini, IHSG dibayang-bayangi sentimen dari pasar global maupun domestik

Pertama, Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTs) dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan meningkat sebesar 690.000 dari bulan sebelumnya menjadi 9,61 juta pada bulan Agustus 2023, jauh di atas konsensus pasar sebesar 8,8 juta.

Selain itu jobless claim AS juga menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang masih kuat dengan angka 207.000 Angka ini berada di bawah konsensus dan perkiraan pasar yang sebesar 210.000.

Kedua, inflasi tahunan Indonesia di bulan September melandai menjadi 2,28%, Adapun secara bulanan inflasi sebesar 0,19%. Komoditas penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,18%, kemudian bensin dengan andil 0,6%. Hal itu sejalan dengan adanya penyesuaian BBM nonsubsidi, yakni Pertamax.

Baca Juga: IHSG Naik 0,33% ke Level 6.897,67 di Sesi I, Jumat (6/10), Ikuti Jejak Bursa Regional

Ketiga, PMI Indonesia mengalami penurunan meski bertahan di zona ekspansi menjadi 52.3 di bulan September. PMI manufaktur didorong permintaan vendor yang membuat meningkatnya volume pembelian bahan baku.

“Nilai ini menjadikan aktivitas manufaktur Indonesia berada di zona ekspansi selama 25 bulan berturut-turut,” kata Cheril kepada Kontan.co.id, Jumat (6/10).

Keempat, sentimen terakhir yang mempengaruhi IHSG pekan ini adalah cadangan devisa Indonesia bulan September yang mengalami penurunan. Indonesia mencatatkan cadangan devisa sebanyak US$ 134,9 miliar, turun dari yang sebelumnya sebesar US$ 137,1 miliar yang disebabkan besarnya kewajiban pembayaran utang pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari