KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) menunjukkan kinerja ciamik pada Februari 2022. Dalam sebulan, IHSG tercatat naik sebesar 3,88% ke level 6.888,17, dari posisi 6.631,15 pada akhir Januari 2022. IHSG juga beberapa kali ditutup
all-time high dengen level tertinggi di 6.920,06 pada 23 Februari 2022. Untuk bulan Maret 2022, Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo memprediksi, IHSG masih potensial untuk melanjutkan kenaikan seperti di bulan Februari. Menurut dia, IHSG pada Maret 2022 dapat bergerak ke level 6.950-7.100 sebagai proyeksi optimisnya. Sentimen pendorongnya masih berasal dari laporan keuangan emiten tahun 2021 yang biasanya banyak dirilis pada bulan ketiga tahun berikutnya. "Mayoritas emiten diperkirakan membukukan kinerja yang positif terutama emiten berbau komoditas," kata Wisnu kepada Kontan.co.id, Jumat (25/2).
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguat di Awal Maret, Simak Rekomendasi Saham BBCA, ADRO, dan ASII Di samping itu, IHSG juga akan terdorong oleh arus dana investor asing yang terus berlanjut masuk ke pasar modal Indonesia. Selama seminggu terakhir sampai dengan Jumat (25/2), investor asing mencatatkan
net buy sebesar Rp 4,41 triliun di seluruh pasar. Terkait dengan konflik geopolitik Rusia-Ukraina, Wisnu mengakui bahwa respons pelaku pasar terhadap sentimen invasi Rusia tersebut sempat membuat IHSG merosot 1,48% pada Kamis (24/2). Meskipun begitu, ia melihat konflik tersebut hanya memberi tekanan jangka pendek. Level 6.700-an diperkirakan menjadi
support krusial IHSG saat ini. Sebaliknya, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, IHSG pada bulan Maret 2022 akan bergerak fluktuatif cenderung melemah. "Kami melihat pasar sudah cenderung
priced in pada bulan Februari karena rilisnya laporan keuangan," ucap Azis.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Lanjut Menguat pada Selasa (1/3) Menurut dia, tensi konflik Rusia-Ukraina juga akan membawa efek negatif pada psikologis pelaku pasar meski Indonesia tidak terdampak secara langsung. Meskipun tensi konflik sedikit mereda karena Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk mengirim tim negosiasi, tetapi pasar akan lebih
wait and see dan melihat hasil dari negosiasi tersebut. Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan, IHSG pada bulan Maret 2022 akan bergerak dalam rentang
support 6.815-6.790 dan
resistance 6.930-6.950. Apabila IHSG menjebol
support 6.790, maka IHSG berpotensi melanjutkan penurunan ke level
support 6.725. Azis merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham dari sektor perunggasan, retail, dan infrastruktur transportasi. Sebut saja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (
JSMR), PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI).
Baca Juga: Rupiah Melemah 0,26% Dalam Sepekan, Berikut Sentimen Pemicunya Pasalnya, harga keempat saham tersebut memiliki valuasi yang masih murah, terlihat dari PE maupun PBV yang masih berada di bawah rata-rata lima tahun. "Momentum bulan puasa diperkirakan akan menjadi sentimen yang mendorong kenaikan saham-saham tersebut. Potensi
upside harganya dalam jangka pendek maupun menengah sebesar 10%-15%," kata Azis. Sementara itu, Wisnu menyarankan investor untuk mencermati saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (
SMGR), PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Astra International Tbk (
ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM), PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI), dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG).
Baca Juga: IHSG Menguat 3,87%, Kapitalisasi Pasar BEI Bertambah Rp 328 Triliun pada Februari Menurut Wisnu, SMGR masih punya potensi kenaikan, bahkan bisa
rally sepanjang 2022 seiring dengan pembangunan infrastruktur sejalan dengan program Ibu Kota Negara (IKN). Kemudian, BBCA dan ASII akan terdorong sentimen pemulihan ekonomi yang akan semakin memperbaiki kinerjanya. Begitu juga TLKM yang dinilai masih akan mencatatkan kinerja yang positif. Untuk AALI dan DSNG, harga sahamnya masih akan terdorong harga jual
crude palm oil (CPO) yang masih berada di level tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati