JAKARTA. Volatilitas pasar saham lokal tak menyurutkan industri asuransi merilis unitlink, sebuah produk asuransi yang berbalut investasi. Setidaknya tiga perusahaan asuransi baru saja meluncurkan unitlink. Para pengelola asuransi meyakini, pasang surut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru bisa menjadi peluang bagi produk baru unitlink. Asuransi Allianz Life Indonesia, Sun Life Financial Indonesia dan Jiwasraya adalah tiga perusahaan asuransi yang ikut menangkap peluang tersebut dengan merilis produk baru unitlink. Todd Swihart, Direktur Allianz Life, mengatakan meski kondisi pasar modal saat ini cenderung menurun, produk unitlink tetap diminati. "Produk atas perlindungan kondisi penyakit kritis menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Jadi pasti tetap akan diminati sekalipun kondisi pasar modal naik atau turun," kata Todd, seusai peluncuran produk baru Allianz Smartlink CI 100, Rabu (3/7).
Ini merupakan produk tambahan (rider) yang memberi manfaat perlindungan untuk penyakit kritis. Di produk ini, pemegang polis akan dilindungi dari risiko atas 100 jenis penyakit kritis. Imbal hasil Selain mendapatkan perlindungan asuransi, pemegang polis tentu akan meraih manfaat investasi. Namun Allianz tak ingin muluk-muluk memasang target imbal hasil (yield). Di tengah tren penurunan IHSG seperti saat ini, Allianz memprediksi imbal hasil investasi tidak sampai 2%. "Karena IHSG cenderung menurun. Belum lagi pengaruh inflasi," ungkap Alan Darmawan, Chief Investment Officer Allianz Life. IHSG kemarin tutup merosot 3,2%.Pemegang polis Smartlink bebas memilih jenis investasi. Mulai dari pasar saham, pasar uang, obligasi atau kombinasi ketiganya. Sebelum Allianz, Sun Life Financial Indonesia sudah lebih dulu meluncurkan Sun Medical Executive (Sun Med) yakni produk kesehatan rider berbalut unitlink. Sun Life mengklaim, keunikan produk tambahan ini dapat meng-cover seluruh penyakit.