IHSG memerah mengawali 2017 akibat profit taking



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir mengawali perdagangan Tahun 2017, Selasa (3/1). Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,39% atau 20,740 poin ke level 5.275,971.

Tercatat 180 saham bergerak turun, 123 saham bergerak naik, dan 104 saham stagnan. Volume perdagangan hari ini 5,95 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,60 triliun.

Sembilan dari 10 indeks sektoral menyeret IHSG. Sektor agrikultur paling dalam penurunannya 1,15%. Sementara, sektor pertambangan yang menghijau naik 0,58%.

Pelemahan indeks juga tertekan oleh aksi jual saham oleh investor asing. Di pasar reguler, net sell asing Rp 81,563 miliar dan Rp 77,403 miliar keseluruhan perdagangan.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT PP (Persero) Tbk (PTPP) turun 3,15% ke Rp 3.690, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 2,92% ke Rp 5.825, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 2,52% ke Rp 7.725.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 4,44% ke Rp 2.820, PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 2,86% ke Rp 432, dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) naik 2,75% ke Rp 11.200.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar saham yang melanjutkan aksi lepas saham berdampak negatif bagi laju IHSG di awal tahun 2017 ini.

"Pada awal perdagangan, sebagian pelaku pasar masih memanfaatkan aksi ambil untung terhadap saham-saham domestik yang harganya dinilai masih tinggi," kata Reza Priyambada seperti dilansir Antara.

Kendati demikian, pelemahan yang terjadi tidak banyak mengganggu optimisme investor terhadap fundamental industri pasar modal mengingat perekonomian nasional yang masih cukup kondusif.

"Kebijakan pemerintah mengenai amnesti pajak masih akan memberikan sentimen positif bagi pasar, melalui kebijakan itu diharapkan dapat memperkuat penerimaan negara yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan infrastruktur," katanya.

Ia menambahkan, masih adanya optimisme perbaikan kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2017 ini seiring dengan stabilnya angka inflasi, realisasi kebijakan, perbaikan sarana infrastruktur, perbaikan nilai ekspor dan impor hingga perbaikan kualitas hidup masyarakat untuk mendukung peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) akan menjaga pasar modal ke depannya.

Sementara itu, pasar saham Eropa lanjutkan reli mengawali perdagangan Tahun Ayam Api ini. Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,8 % pada pukul 08:33 pagi waktu London, dengan 18 dari 19 sektor industri menopang laju indeks acuan.    Indeks komposite Shanghai naik 0,9 %, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,7 % dan Kospi Korea Selatan melonjak 0,9 %, terbesar sejak 8 Desember. 

Indeks S & P / ASX 200 Australia naik 1,2 %. Sedangkan, indeks MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang rebound dengan naik 0,4 %.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto