IHSG memerah, PTPP berpotensi tunda IPO anak usaha tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja pasar perdagangan yang terus meradang dalam beberapa pekan terakhir, rupanya jadi pertimbangan besar bagi PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) untuk menggelar Initial Public Offering (IPO) anak usahanya tahun ini. Tak sampai di situ, IPO juga berpotensi ditunda jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus di zona merah.

Sekretaris Perusahaan PTPP Nugroho Agung Sanyoto menyampaikan, pergerakan saham saat ini tidak rasional. Itu lantaran, pelemahan terjadi pada seluruh saham emiten, termasuk emiten dengan fundamental baik.

"Telkom saja yang bagus (fundamentalnya) juga kena, kita enggak tahu penyebabnya apa. Tapi itu akan pengaruh kalau kita mau IPO, karena valuasi perusahaan lagi rendah," kata Nugroho di Bandung kepada Kontan.co.id, Jumat (4/5).


Dengan kondisi tersebut, baik perusahaan dan pemerintah tengah memantau perkembangan situasi pasar. Jika dimungkinkan, perusahaan akan meluncurkan IPO untuk anak usaha yakni PT PP Energi ini di semester kedua 2018.

Di tengah kondisi pasar yang meradang, valuasi perusahaan induk menjadi lebih rendah. Dikhawatirkan, jika perusahaan melakukan IPO saat ini, maka jumlah pendapatan IPO tidak akan signifikan atau sesuai harapan.

"Kalau baik oke IPO tahun ini, tapi kalau masih seperti ini, mungkin nanti malah Kementerian BUMN yang minta tunda dulu," jelasnya.

Namun, Nugroho mengaku bahwa perusahaan sudah menyiapkan strategi jika pergerakan IHSG belum juga menunjukkan perbaikan dan saham PT PP Energi menjadi kurang menarik.

"Strateginya kalau target 35%, ketika sahamnya kurang menarik mungkin IPO-nya 15%, nanti kalau harga bagus, kinerja perusahaan bagus, yang kedua 15% di tahun berikutnya. Bisa begitu juga, tapi kan itu dinamis," tuturnya.

Ia juga memastikan, rencana IPO untuk tahun ini hanya akan diperuntukkan bagi PT PP Energi, meskipun rencana untuk melanjutkan atau menunda IPO belum ditentukan saat ini. Bakal menyusul PT PP Energi, ada PT PP Infra dan PT PP Urban yang masuk dalam antrean IPO anak usaha PTPP untuk 2019. Sedangkan PT PP Property dan PT PP Presisi sudah lebih dulu melakukan IPO.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai, penerbitan IPO tidak harus terikat pada kinerja pasar saham. Melainkan, lebih terikat pada pergerakan harga komoditas yang berfluktuasi, mengingat saham yang akan dilepas merupakan kategori sektor komoditas.

"Tapi selama fundamental perusahaan baik, bisnisnya bisa menghasilkan return investment yang besar, serta harga yang ditawarkan menarik kenapa tidak (luncurkan IPO)?," jelasnya kepada Kontan.co.id.

Di sisi lain, Kepala Riset Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe menganjurkan PTPP untuk tidal meluncurkan IPO dalam waktu dekat. "Kalau IHSG turun, jangan IPO. Bahaya, karena rentan enggak laku," ungkap Kiswoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto