IHSG menanti kebijakan anggaran dari Paman Sam



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan paruh pertama hari ini, Rabu, (16/10) ditutup melemah 19,5 poin atau 0,43% di angka 4.500,41.

Perdagangan sesi kedua diprediksi akan bergerak mixed karena investor masih dalam posisi wait and see. Dimas Adrianto, Analis Asjaya Indosurya Securities menilai, pembahasan anggaran dan pagu utang di Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian pelaku pasar global, termasuk di Indonesia.

Sebab, plafon utang AS tersebut memiliki tenggat waktu sampai besok, atau 17 Oktober 2013. Jika tak ada kenaikan plafon utang sampai besok, maka AS bisa dinyatakan gagal bayar alias default.


"Kabar baik terakhir datang dari Presiden AS, Barack Obama yang mengatakan, akan berupaya menghindari gagal bayar (default). Obama juga mengatakan ada kemajuan pembicaraan dengan senat dan dia yakin bisa menyelesaikannya pekan ini," jelas Dimas kepada KONTAN, Rabu (16/10).

Menurut Dimas, ketidakpastian soal plafon utang AS itu, akan membuat pelaku pasar memilih menunggu alias wait and see, karena segala kemungkinan bisa saja terjadi.

"Kami melihat IHSG sesi dua akan bergerak mixed cenderung melemah dengan rentang support 4.480 dan resistance 4.545," jelasnya. Adapun saham yang menjadi pilihannya adalah ASRI, KIJA, PWON, SMRA, CPIN, SCMA dan DNET.

Sementara itu, Satrio Utomo, Analis Universal BrokerĀ  memprediksi, IHSG sesi II akan bergerak turun karena masih menunggu deadline soal kesepakatan anggaran AS antara pemerintah dan parlemen.

"Sepekan terakhir IHSG cenderung naik, jadi saat ini ada aksi amankan profit, jadi IHSG akan bergerak turun," jelasnya. Dia memperkirakan level support di kisaran 4.400 - 4.475 dan level resistance 4.550 - 4.700.

Untuk itu, Satrio merekomendasikan investor membeli saham-saham big cap dalam posisi buy on weakness, seperti BMRI, BBRI, BBCA, saham sektor semen dan produk konsumen. "Karena jika deal debt ceiling di AS, maka itu akan membawakan dampak positif bagi IHSG," jelas Satrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri