JAKARTA. Harga saham di bursa Indonesia luruh. Tapi masih ada harapan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali naik ke posisi 2.500 pada akhir tahun nanti. Kemarin, IHSG sempat longsor hebat. Pada sesi pertama perdagangan, IHSG anjlok 5% ke posisi 2.273,31. "Ini akibat panic selling, bukan karena pecahnya bubble," kata Felix Sindhunata, analis saham, kemarin. Di sesi kedua, aksi borong saham mulai marak, sehingga menahan laju penurunan harga saham. Walhasil, pada penutupan bursa kemarin, IHSG hanya turun tipis 0,48% dan berakhir di level 2.344,03.
Lukas Setia Atmaja, Chairman Department of Finance Prasetiya Mulya Business School pernah menulis, Oktober selalu menjadi bulan terburuk bagi perdagangan saham. Indeks seringkali merosot drastis di setiap Oktober. November-Desember, indeks saham biasanya rebound. Maklum, para pengelola dana akan melakukan window dressing alias menata portofolio investasi agar lebih cantik. Aksi ini akan mengangkat naik pasar saham. (KONTAN, 28 September 2009). Tentu menarik menebak posisi IHSG pada akhir tahun. Felix bilang, IHSG masih berpeluang naik ke posisi 2.500. Tapi perlu tenaga ekstra untuk mencapai ke sana. Sebelum IHSG melemah, dia optimistis IHSG berakhir di posisi 2.600 di akhir tahun ini. Analis Paramitra Alfa Sekuritas, Ukie Jaya Mahendra, yakin pekan depan IHSG akan rebound. Investor tak akan melewatkan kesempatan membeli saham yang mulai murah karena sejak awal pekan IHSG sudah turun 5,3%.