IHSG menanti sinyal kondisi makroekonomi hingga nasib stimulus Biden



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan, setidaknya ada dua sentimen yang akan mempengaruhi pasar saham tanah air. Pertama, pengumuman suku bunga BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI- 7DRRR) dalam rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis (21/1), yang digelar sebelum adanya The Federal Open Market Committee (FOMC) meeting pada tanggal 28 Januari 2021.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menilai, BI masih akan menahan suku bunga acuan bulan ini, untuk menyimpan opsi tersebut di bulan-bulan berikutnya. “Investor juga menanti bagaimana pandangan BI mengenai ekonomi ke depan, di tengah peningkatan kasus Covid-19 dan pembatasan sosial di berbagai Negara,” terang Zamzami kepada Kontan.co.id, Minggu (17/1).

Kedua, Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden, akan dilantik pada tanggal 20 Januari waktu Washington D.C. Zamzami menilai,  stimulus yang direncanakan Biden cukup bagus, karena secara nominal memang lebih besar.


Namun, investor akan menanti apakah paket stimulus ini akan mendapat cukup dukungan untuk lolos di lantai Senat AS. Hal ini karena sudah dua kali DPR (House of Representative) AS mengajukan RUU paket stimulus namun selalu digagalkan oleh Senat.

Baca Juga: Pergerakan rupiah esok akan didominasi sentimen eksternal

Meski akan disokong oleh dua sentimen, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan juga dibayangi kasus harian Covid-19 di Indonesia,yang dalam 4 hari  ke belakang terus mencetak rekor baru. Pun demikian dengan kenaikan kasus covid-19 di sejumlah negara (seperti China) dan adanya varian baru Covid yang muncul di Inggris.

Zamzami menilai, kenaikan kasus  harian dan munculnya varian virus baru, bisa diimplikasikan pada perlambatan pemulihan ekonomi, sehingga berpotensi memberatkan kinerja pasar saham. “Tetapi sentimen ini diimbangi oleh berita stimulus tersebut, tinggal kita lihat mana yang lebih kuat,” sambung dia.

Untuk pekan ini, Zamzami memprediksi IHSG akan menguat terbatas di kisaran level support 6.265 dan resistance 6.527. Emiten yang bergerak di sektor infrastruktur boleh dicermati oleh investor,  antara lain yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Saham lain yang juga boleh dicermati diantaranya PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Investor bisa masuk ke saham-saham ini dengan melakukan buy on weakness.

Baca Juga: Penjualan mobil turun 48,35% pada 2020, ini prospek saham otomotif pada 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati