IHSG mencatat kinerja terburuk di ASEAN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (24/4) ditutup di level 4.496,06 atau melemah 2,12%. Dalam sepekan, IHSG tergerus 2,99% dan naik 3,62% dalam sebulan terakhir.

Tapi, IHSG masih turun 28,63% sejak awal tahun. Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), posisi IHSG yang melemah 28,63% sejak awal tahun membuat bursa Indonesia berada di urutan kelima di kawasan ASEAN, hanya lebih baik daripada indeks bursa Filipina yang turun 30,07% sejak awal tahun.

IHSG berada di urutan ke-12 di kawasan Asia Pasifik dan urutan ke-30 dari bursa global, berdasarkan catatan BEI. 


Dalam periode yang sama, posisi pertama di kawasan Asia ditempati oleh bursa Malaysia. Indeks FTSE Bursa Malaysia turun 13,66% ke level 1.371,7, diikuti oleh Vietnam dengan VN-index melemah 19,18% ke level 776,66, kemudian Thailand dengan indeks SETi turun 20,13% ke level 1.261,81 dan Singapura dengan indeks STI turun 21,56% ke level 2.527,92.

Baca Juga: Menerka peluang terjadinya sell in may di pasar saham pada bulan depan

Sementara itu, di bursa global, indeks Shanghai menempati posisi pertama dengan pelemahan hanya 7,92% ke level 2.808,53. Dow Jones Industrial Average ditutup di level 23.775,27 atau melemah 16,69%, indeks Inggris FTSE 100 di level 5.752,23 atau melemah 23,74% dan Nikkei 225 di level 19.262 atau melemah 18,58% year to date (ytd). 

Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama mengatakan, fokus pasar minggu ini adalah pada harga minyak dunia. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei tercatat berada di US$ -37,63 per barel. Ini pertama kali dalam sejarah. Hal ini terjadi karena karena ruang penyimpanan di Cushing, Oklahoma, sudah terisi dengan cepat dan turunnya deman akibat pendemi Covid 19. 

Harga minyak mentah Brent juga turun tapi tidak terlalu parah karena masih tersedia tempat penyimpanan di seluruh dunia. Pedagang menyewa kapal hanya untuk berlabuh dan mengisinya dengan kelebihan minyak dan menimbulkan rekor 160 juta barel di tanker di seluruh dunia. Pada Rabu, harga minyak WTI untuk kontrak Juni masih turun 43,4% menjadi US$ 11,57 per barel, karena tangki hampir penuh. Permintaan bahan bakar turun sekitar 30% di seluruh dunia pada April dan persediaan diperkirakan akan melebihi permintaan selama beberapa bulan mendatang akibat pandemi virus corona.

Baca Juga: Sepekan dana asing keluar Rp 2,67 triliun, ini saham yang masih diburu asing

Sentimen positif di pasar datang dari rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka kembali perekonomian AS. Trump telah menyusun pedoman untuk membuka kembali negara bagian AS dalam tiga tahap, tetapi rencana detail tergantung pada masing-masing negara bagian. "Kami berpikir pelaku pasar akan mencermati ketika lockdown dibuka apakah akan terjadi kenaikan kasus baru covid-19," ungkap Hans dalam riset, Sabtu (25/4)

Pada Kamis, parlemen AS meloloskan RUU bantuan senilai US$ 484 miliar untuk UKM, rumahsakit dan riset. Ini merupakan stimulus ke empat. Saat ini total dana pemerintah federal untuk menghadapi krisis pendemi virus corona baru akan mencapai hampir US$ 3 triliun. 

Laporan bahwa obat anti virus eksperimental untuk virus Covid 19 gagal dalam uji klinis acak yang pertama menjadi sentimen negatif pasar. Hal itu memukul optimisme berakhirnya pandemi Covid 19. Financial Times melaporkan dari dokumen yang secara tidak sengaja diterbitkan oleh WHO yang menyebutkan bahwa obat remdesivir Gilead Sciences tidak memperbaiki kondisi pasien atau mengurangi patogen virus korona dalam aliran darah pasien. 

Baca Juga: Realisasi Buyback Saham Baru 4,5%, IHSG Naik 3,5% dalam Sebulan Terakhir

Hasil ini berasal dari uji klinis di China. Namun pihak Gilead mengatakan penelitian tersebut dihentikan lebih awal akibat rendahnya pendaftar, sehingga kurang kuat untuk membuat kesimpulan secara yang signifikan secara statistik. Dengan demikian hasil penelitian tersebut tidak dapat disimpulkan. Sebelumnya muncul publikasi obat Remdesivir Gilead Sciences menyembuhkan infeksi covid-19. Hal ini terjadi di rumah sakit Chicago yang merawat pasien Covid-19 yang parah. "Pekan depan pasar masih akan mencerna harga minyak dan perkembangan pandemi Covid 19," kata Hans. 

Dia memperkirakan IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 4.441 sampai 4.317 dan resistance di level 4.669 sampai 4.975. "Lakukan pembelian ketika pasar mengalami koreksi," ujar Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati