IHSG Menguat 0,44% Sepekan, Begini Prediksi Selanjutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,55% atau 37,46 poin pada perdagangan kemarin dan ditutup pada 6.788,85, Jumat (3/11). Dalam sepekan, IHSG tercatat naik 0,44%.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, IHSG melanjutkan penguatan pasca uji pivot di level 6.800. ​Hal ini didukung dengan Stochastic RSI dan MFI yang bergerak naik, serta pembentukan positive slope pada MACD.

“Sentimen positif IHSG masih berasal dari hasil keputusan FOMC The Fed pada Kamis dini hari WIB,” kata Rio kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11).


Pada Senin pekan depan (6/11), Rio memperkirakan, IHSG masih bisa melanjutkan penguatan. Sentimen mayoritasnya masih berasal dari dalam negeri.

“Program insentif properti dari pemerintah dan antisipasi pasar atas perilisan data ekonomi penting domestik dapat mengerek IHSG pada Senin,” kata dia. Rio memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan level resistance 6.850 dan level support 6.750, dengan pivot 6.800.

Baca Juga: IHSG Naik 0,87% ke Level 6.810,43 di Sesi I (3/11), Top Gainers: ARTO, GOTO, ESSA

Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, pergerakan IHSG pada minggu ini disebabkan beberapa faktor dari pasar global dan domestik.

Dari pasar global, sentimen pertama adalah suku bunga The Fed yang ditahan di level 5,25%-5,50% menjadi sentimen positif bagi IHSG. 

“Powell menyampaikan bahwa sinyal dot-plot September tidak lagi akurat. Hal ini mengindikasikan The Fed tidak lagi menaikkan suku bunganya kembali di tahun ini,” kata Cheril kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11).

Kedua, pembukaan lapangan pekerjaan baru Amerika Serikat (AS) yang meningkat di bulan Oktober 2023 menjadi 9,55 juta lapangan pekerjaan. Ini menjadi capaian level tertinggi selama 4 bulan terakhir dan mengindikasikan kuatnya pasar tenaga kerja AS.

Ketiga, turunnya Indeks Kepercayaan Konsumen AS ke level 102.6 di bulan Oktober dari level 104,3 di bulan September. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat AS merasa kurang yakin secara keuangan karena tingkat inflasi dan suku bunga yang tinggi.

Baca Juga: IHSG Naik 0,55% ke 6.788 Hari Ini (3/11), ARTO, EMTK, ADRO Top Gainers LQ45

Keempat, PMI China yang terkontraksi ke level 49,5 dari 50.6 di bulan September 2023, sehingga masuk ke area kontraksi (<50) pertama kalinya sejak bulan Juli. 

“Hal ini terjadi karena menurunnya pesanan dari luar negeri,” ungkap dia.

Dari pasar domestik, sentimen pertama adalah inflasi tahunan Indonesia yang tercatat sebesar 2,56% pada bulan Oktober 2023.

“Kedua, revisi UU IKN. Lewat revisi ini, presiden pada periode pemerintahan selanjutnya atau periode 2024-2029 wajib melanjutkan pembangunan proyek IKN,” papar Cheril.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati