KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) berhasil parkir di zona hijau pada perdagangan Kamis (16/6). IHSG ditutup menguat 0,62% ke level 7.050,33, bahkan IHSG sempat mencapai level 7.138,49 pada perdagangan hari ini. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 75
basis points (bps) menjadi 1,5%-1,75% pada Kamis (16/6) dini hari waktu Indonesia. Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas, Desy Israhyanti mengungkapkan, IHSG tetap merangkak naik di tengah kenaikan suku bunga oleh The Fed lantaran pasar sudah mengantisipasi cukup agresif beberapa hari jelang FOMC.
"Apalagi saat ini ada ancaman resesi global yang memang inflasi menjadi salah satu faktor pemicunya. Sehingga, kenaikan suku bunga tersebut direspons baik oleh pasar," papar dia pada Kontan.co.id, Kamis (16/6).
Baca Juga: Menanti Arah Kebijakan BI, Simak Proyeksi IHSG pada Pekan Depan Lebih lanjut ia menambahkan pasar merespons positif karena The Fed telah bersikap tegas dan mampu membuat keputusan sekalipun menaikkan tingkat suku bunga. Desy bilang, pasokan global yang tidak mampu mengikuti permintaan kemungkinan besar akan mendorong inflasi tetap konsisten, sekalipun tingkat suku bunga dinaikkan. Oleh sebab itu, kata Desy, daripada menanti resesi maka lebih baik mengendalikan inflasi terlebih dahulu. "Ini menjadi point penting saat ini, karena The Fed setidaknya telah memberikan gambaran besar kepada kita semua atas sikap dan kebijakan The Fed," tambahnya. Selain itu, Desy memandang penguatan IHSG juga didukung oleh rally pasar saham di bursa global dan regional. Yang tak kalah penting, rasio utang Indonesia terhadap PDB yang mengalami penurunan menjadi 32,5% serta fundamental ekonomi yang semakin solid menjadi katalis positif untuk pergerakan IHSG.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.050, Net Buy Asing Rp 397 Miliar pada Kamis (16/6) Apalagi, kata Desy, neraca dagang Indonesia pun masih masih mencatatkan kinerja yang positif. Langkah baru pemerintah mengganti Menteri Perdagangan juga diharapkan menjadi sebuah langkah perubahan bagi situasi dan kondisi terkait dengan kelangkaan minyak goreng. "Kami melihat ini juga turut berpengaruh terhadap optimisme di pasar saham dalam negeri, bahwa Pak Jokowi juga tengah melakukan perubahan," kata Desy. Dalam sepekan ke depan, Desy bilang pergerakan IHSG masih akan diwarnai volatilitas pasar dari eksternal, yang mana zona Uni Eropa akan merilis tingkat inflasinya, selain itu data produksi serta stok migas di AS juga akan menjadi perhatian pasar.
Baca Juga: Kurs Rupiah Bisa Kembali Melemah Besok, Jumat (17/6) Adapun China juga merilis statistik tingkat suku bunganya. Sementara dalam negeri, fokus pasar akan tertuju pada rilis suku bunga BI. Lalu, kasus Covid-19 yang dalam sepekan ini terus menunjukkan kenaikan dan bisa menjadi sentimen negatif untuk pasar. Ia mengungkapkan pergerakan IHSG akan berada di rentang 6.916–7.152 dalam sepekan ke depan. Menurutnya, saham yang menarik untuk dicermati yaitu dari sektor perbankan, komoditas, barang konsumsi primer, dan infrastruktur. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati