IHSG Menguat 1,92% Dalam Sepekan, Simak Proyeksinya untuk Pekan Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,39% ke level 7.084,66 pada akhir perdagangan Jumat (5/8). Dalam sepekan, IHSG menguat hingga 1,92%. Penguatan IHSG ini diproyeksi masih akan berlanjut pada pekan depan.

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, IHSG masih akan melanjutkan penguatannya dengan support 7.050 dan resisten 7.115 pada Senin (8/8). 

"Untuk pekan depan katalis yang akan mempengaruhi IHSG masih seputar laporan keuangan emiten, harga komoditas, indeks keyakinan konsumen Juli, penjualan ritel Juni dan meredanya sentimen negatif dari eksternal," jelas Mino Jumat (5/8).


Baca Juga: IHSG Menguat 1,92% Dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Naik Jadi Rp 9.283,7 Triliun

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga memperkirakan IHSG berpeluang menguat untuk menguji area 7.100 pada Senin (8/8) pekan depan.

Namun pelaku pasar tetap harus mewaspadai gerakannya sudah relatif terbatas. 

"Pekan depan ada rilis data neraca perdagangan yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG," katanya.

Untuk sepekan yang berakhir Jumat (5/8), Mino bilang, sentimen paling dominan yang turut menggerakkan IHSG berasal dari domestik. Pertama, solidnya hasil laporan keuangan emiten, kemudian disusul pertumbuhan ekonomi kuartal 2-2022 yang mencapai 5,44% atau lebih tinggi dari konsensus, serta masih ekspansifnya data manufaktur.

Selain itu, sentimen dari domestik terkait inflasi inti yang masih di bawah 3% juga turut membuat IHSG bertengger di zona hijau.

Herditya juga bilang, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sejumlah sentimen baik dari luar maupun dalam negeri. Ia bilang, rilis laporan keuangan yang baik pada paruh pertama tahun 2022 turut menjadi penggerak IHSG, dimana emiten-emiten big banks mencatatkan pertumbuhan kinerja.

Selain itu, kata Herditya, rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik meskipun terjadi kenaikan inflasi kemarin juga mendorong penguatan IHSG. Indeks dalam negeri turut mengekor pergerakan bursa global yang juga bergerak menguat meskipun ada kontraksi dari pertumbuhan ekonomi Amerika serikat (AS).

"Namun demikian, hal tersebut nampaknya telah diperkirakan oleh pasar dan tidak terlalu berpengaruh terhadap market," kata Herditya, Jumat (5/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi