IHSG menguat 2,03% dalam sepekan, ini proyeksi untuk pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai menguat beruntun dalam beberapa hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus tergelincir ke zona merah pada perdagangan akhir pekan ini. Jumat (20/11), IHSG melemah 0,40% atau turun 22.403 poin ke level 5.571,66. 

Meski demikian, dalam sepekan terakhir, IHSG masih mencetak penguatan hingga 2,03%. Sejumlah data ekonomi dalam negeri yang dirilis minggu ini turut menjadi penggerak IHSG. 

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menjelaskan, hari ini IHSG melemah karena adanya aksi profit taking setelah IHSG mencapai resisten 5.613 dan menutup gap yang ditinggalkan pada bulan Maret lalu.


Namun, untuk perdagangan perdagangan pekan depan, Hendriko masih melihat IHSG berpotensi bergerak mixed walau cenderung melemah. Dia menebak, IHSG berada di suport 5.549 dan resisten 5,613 untuk perdagangan Senin (23/11). 

Baca Juga: IHSG parkir di zona merah, asing bukukan net sell Rp 321 miliar, Jumat (20/11)

Adapun sentimen terkait perkembangan vaksin Covid-19 masih akan jadi penggerak IHSG. Menurutnya, berita terkait perkembangan vaksin akan memberikan efek cukup lama.

Dia memberi saran untuk investor agar dapat melakukan buy on weakness pada saham-saham yang terkoreksi dan memanfaatkan koreksi tersebut.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga sependapat. Ia bilang, koreksi yang terjadi pada IHSG hari ini cukup wajar karena sudah menguat dalam lima hari perdagangan dan pelaku pasar melakukan aksi ambil untung.

Menurutnya, kenaikan IHSG dalam sepekan pun masih in line dengan target kami secara teknikal di area 5.600. Pada hari ini rilis neraca transaksi berjalan pada kuartal III-2020 mencetak surplus sebesar US$ 1,0 miliar juga terbilang baik.

Herditya menambahkan, penguatan IHSG sebesar 2,03% dalam sepekan didukung oleh beberapa hal, seperti penguatan bursa global. Yang mana disebabkan oleh harapan akan keberhasilan vaksin Covid-19.

Baca Juga: IHSG merosot, asing tadah saham-saham ini, Jumat (20/11)

“Selain itu ada penguatan nilai tukar Rupiah, kemudian rilis data ekonomi Indonesia seperti trade balance yang baik, turunnya BI7-DRRR ke 3,75%, CAD surplus serta penguatan harga komoditas yang juga berpengaruh ke emiten-emiten berbasis komoditas di IHSG,” pungkas dia.

Seperti diketahui, suku bunga acuan BI telah dipangkas 25 basis poin menjadi 3,75% pada Kamis (19/11). Hal ini berhasil menjadi salah satu pengerek pergerakan IHSG di pekan ini.

Selanjutnya: Turunnya suku bunga tidak serta-merta berdampak ke emiten properti, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari