KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) menguat 0,28% atau 19,66 poin ke 6.977,67 hingga akhir perdagangan,Jumat (17/11). Dalam seminggu, IHSG menguat 2,47%. Investor asing mencatat
net sell atau jual bersih Rp 157,22 miliar di seluruh pasar meski IHSG menguat. Net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 183 miliar. Sedangkan di pasar negosiasi, investor asing mencatat net buy atau beli bersih Rp 25,78 miliar. Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.977 Hari Ini (17/11), BBCA, BMRI, BREN Paling Banyak Net Buy Asing Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, sepanjang minggu ini pergerakan IHSG disebabkan beberapa faktor dari pasar global dan domestik antara lain Yang pertama, turunnya Peringkat Kredit AS, menyusul penurunan rating yang dilakukan oleh Fitch, Lembaga Rating Moody’s memotong prospek rating kredit AS dari stabil ke negatif, yang disebabkan besarnya defisit fiskal Kedua, menurunnya Tingkat Inflasi AS, tingkat inflasi tahunan AS di bulan Oktober melandai menjadi 3,2% setelah naik 3,7% pada bulan September, melandainya inflasi ini disebabkan turunnya komponen energi hingga 4,5%
year of year (YoY) di bulan Oktober. “Data tersebut meningkatkan harapan bahwa The Fed menyelesaikan kampanye kenaikan suku bunganya” kata Cheril kepada Kontan, Jumat (17/11)
Baca Juga: Intip Saham-Saham Top Picks Samuel Sekuritas yang Memangkas Target IHSG Akhir Tahun Ketiga, Indeks Harga Produsen AS Turun 0,5% di bulan Oktober 2023 Indeks Harga Produsen AS turun 0,5% MoM, dan merupakan penurunan terdalam sejak April 2020. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar sebesar 15,3% Keempat, penjualan ritel AS mengalami penurunan 0,1% MoM di bulan Oktober 2023 Mengakhiri kenaikan penjualan ritel yang terus tumbuh dalam 6 bulan berturut turut. Penjualan pada produk furniture turun 2% , kemudian diikuti oleh penurunan retailer aneka ragam yang turun 1,7% Kelima, pertemuan Xi Jinping dan Joe Biden yang menghasilan 7 kesepakatan, diantaranya akan kembali melanjutkan komunikasi antar militer, Pembatasan produksi fentanyl China, Kesiapan China untuk menjadi mitra AS dan lainnya Selanjutnya, penjualan Ritel China naik 7,6% YoY, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang naik 5,5%, dan merupakan pertumbuhan tertinggi sejak Mei.
Baca Juga: IHSG Naik 0,28% ke 6.977 Pada Jumat (17/11), Indeks Sektor Infrastruktur Naik 4% “Pertumbuhan penjualan ritel sendiri terjadi di seluruh sektor dengan pertumbuhan tertinggi pda sektor komunikasi yang tumbuh 14,6%” kata Cheril Yang terakhir, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan penurunan nilai surplus ke USD 3,48 miliar dibandingkan pada Oktober 2022 yang mencatat surplus US$ 5,59 miliar, yang disebabkan penurunan lebih dalam pada aktivitas ekspor dibandingkan aktivitas impor. Ekspor mengalami kontraksi 10,43% YoY, sementara itu, impor turun 2,42% YoY. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto