IHSG Menguat Jelang Akhir Pekan, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,24% atau naik 17,30 poin ke angka 7134,72 pada perdagangan Jumat (3/5).

Menurut data BEI, Jumat (3/5), investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 859,52 miliar. Sementara sejak awal tahun, investor asing sebenarnya masih mencatatkan net buy atau beli bersih sekitar Rp 4,49 triliun.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, dalam sepekan IHSG dipengaruhi oleh beberapa rilis data dari global. Terdapat data manufaktur China yang melandai, data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang cenderung turun, dan The Fed yang masih mempertahankan suku bunga acuannya di angka 5,25%-5,5%.


Dari domestik, terdapat sentimen yang berasal dari penurunan inflasi Indonesia menjadi 3% year on year (YoY) pada April 2024. Di sisi lain, terdapat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama dua hari terakhir, serta menyusul musim pembagian dividen dari sejumlah emiten.

Baca Juga: IHSG Naik 0,24% ke 7.134 Jumat (3/5), GOTO, ESSA, PGAS Top Gainers LQ45

Dalam prediksi pekan depan, dirinya melihat, IHSG berpeluang menguat terbatas dengan support di level 7.077 dan resistance di angka 7.191. Menurutnya, sentimen pekan depan akan datang dari perilisan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, Neraca Dagang dan inflasi China, serta perdagangan pekan depan yang berlangsung cukup pendek (3 hari).

Sementara Equity Research Phintraco Sekuritas, Nurwachidah melihat secara teknikal, indikator Stochastic Relative Strength Index (RSI) menunjukkan death cross di area overbought beriringan dengan penyempitan positive slope pada moving average convergence/divergence (MACD). Pergerakan tersebut mengindikasikan adanya kecenderungan downtrend dalam jangka pendek.

Sehingga, Nur memprediksi IHSG diperkirakan akan kembali bergerak fluktuatif dalam rentang 7.100-7.150 di Senin (6/5).

Nur mengamati, berhasilnya rebound sejumlah saham bank bluechip menjadi penopang IHSG di Jumat (3/5). Kondisi ini dimungkinkan akan berlanjut di perdagangan pekan depan Senin (6/5) mengingat nilai tukar Rupiah kembali menguat di Jumat sore (3/5).

Sebagai informasi, rupiah menguat 0,62% ke Rp 16.080 per dolar Amerika pada Jumat (3/5). Dengan demikian, potensi bargain hunting pada saham bank big caps seperti BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI dapat mulai dicermati,” kata Nur kepada Kontan, Jumat (3/5).

Baca Juga: Saham GOTO Naik, BBRI dan DILD Kompak Memerah di Penutupan Bursa Jumat (3/5)

Pekan depan, pasar akan disambut oleh sentimen makro berupa rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2024 pada Senin (6/3). Kementerian Keuangan Republik Indonesia (RI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5.17% secara YoY di kuartal I-2024.

Sedangkan, secara konsensus menunjukkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi di angka 5% YoY untuk periode tersebut. Realisasi di atas konsensus dapat menjadi katalis positif,” terang Nur.

Disamping saham bank, menurut Nur saham-saham meliputi TLKM, CTRA, SRTG, JPFA, TKIM, BUMI, dan ASSA bisa menjadi perhatian investor untuk awal pekan Senin (6/3).

Sedangkan, Herditya menjagokan saham MAHA dengan target harga Rp 224Rp 236, ASSA berkisar di level Rp 825Rp 860, dan KLBF di harga Rp 1.535–Rp 1.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati