IHSG menguat terseret sentimen pilpres AS, berikut saham-saham yang bisa jadi pilihan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona hijau pada perdagangan sesi I, Kamis (5/11). Berdasarkan RTI, IHSG naik 1,86% atau 94,492 ke level 5.199,69. IHSG menguat meski data ekonomi terbaru menunjukkan Indonesia masuk jurang resesi.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, perhitungan surat suara Pilpres Amerika Serikat terbaru yang menunjukan Joe Biden memiliki selisih tipis untuk menuju kemenangan menjadi sentimen positif untuk IHSG.

“Jadi bursa Asia menguat kembali, karena ada harapan berakhirnya perang dagang jika Biden menang,” katanya, Kamis (5/11).


Menurutnya, respons berlebihan pelaku pasar karena sempat mlihat hasil vote Trump yang mencoba menyusul Biden membuat IHSG melemah pada perdagangan kemarin. Pasalnya, ia memperkirakan apabila Donald Trump kembali menang maka market akan turun seperti 2016 silam, sehingga pelaku pasar memilih untuk melepas sahamnya.

Baca Juga: IHSG berseri naik 1,86% pada sesi I, meski ekonomi Indonesia masuk resesi

Rabu sore, IHSG tergerus 54,25 poin atau 1,05% ke 5.105,20 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam jangka pendek, William memprediksi IHSG menguat menuju resisten dengan level 5.265 – 5.288.  Guna memaksimalkan keuntungan saat ini, William menyarankan pelaku pasar untuk memburu saham dengan frekuensi perdagangannya sedang tinggi atau yang ada sentimen secara khusus, misalnya laporan keuangan atau pembagian dividen.

Secara teknikal,menurut William saham-saham dari sektor poultry dan tambang mempunyai potensi rebound dalam jangka pendek. 

“Sektor poultry baru mulai menguat seperti CPIN, JPFA, dan MAIN. Dari sektor tambang khususnya nikel dan emas masih melanjutkan uptrend seperti MDKA, ANTM, dan INCO," tambahnya.

Ia merekomendasikan buy saham CPIN dengan target harga Rp 6.500, JPFA dengan target harga Rp 1.240, MAIN dengan target harga Rp 700 -Rp 745, dan MDKA dengan target harga Rp 1.940 -Rp 2.200, ANTM dengan target harga Rp 1.185 - Rp 1.200, serta buy INCO dengan target harga Rp 4.500.

Selanjutnya: Bursa Asia makin kencang lajunya, mendekati level tertinggi 3 tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi